TEMPO.CO, Yogyakarta - Hiu tutul yang terdampar di Pantai Pandansimo Baru, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul, akan diawetkan untuk dijadikan wahana edukasi. Manajer program organisasi pemerhati binatang Animal Friends Jogja, Dessy Angelina, mengatakan keputusan itu muncul saat ada pertemuan antara Camat Kecamatan Srandakan dan perwakilan warga, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Daerah Istimewa Yogyakarta, AFJ, Dinas Kelautan dan Perikanan Bantul, serta Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada pada Kamis siang, 2 Agustus 2012.
"Sebenarnya, kami tak setuju. Lebih baik dikubur karena sudah terlalu lama terbengkalai," kata Angelina, Kamis Sore, 2 Agustus 2012.
Menurut dia, keputusan itu sebaiknya dilaksanakan secara serius sehingga bangkai hewan langka ini benar-benar bermanfaat untuk pendidikan masyarakat. Karena itu, kata dia, proses pengawetan perlu segera dilakukan sebelum bangkai hiu makin rusak dan membusuk. "Kalau memang mau mengawetkan, sebaiknya segera dan itu memang serius untuk edukasi serta kampanye perlindungan satwa langka," ujar Angelina.
Dia mengatakan hiu tutul itu merupakan spesies whale shark atau Rhyncodon typus yang menurut data International Union for Conservation of Nature berstatus hampir punah. Hewan ini makanannya plankton, perkembangbiakannya lambat, dan banyak diburu.
"Di negara maju sudah dilindungi, tapi di Indonesia belum," ujar Angelina. Ia bersama sejumlah temannya terus memantau evakuasi bangkai hiu sepanjang 9,5 meter yang terdampar sejak Rabu petang lalu itu.
Hingga Kamis sore, ratusan orang masih mengerubuti bangkai hiu tutul yang beratnya diperkirakan tiga ton itu. Garis polisi yang terpasang mengitari bangkai ikan itu sejak Kamis pagi pun tak menahan keinginan mereka mengerubuti dan menyentuh bangkai hiu atau sekedar berfoto.
Pada Kamis sore, sejumlah aktivis AFJ mulai meminta ratusan orang menjauh dari bangkai hiu. Mereka juga menegakkan kembali garis police line di sekitarnya. Mereka melakukan itu agar badan hiu, yang mulai tergores luka di beberapa bagian, tak makin rusak akibat injakan atau perbuatan usil. "Jangan injak dan pegang, nanti rusak," kata Elli salah satu aktivis AFJ kepada pengunjung.
Menjelang Kamis petang, bangkai hiu yang kepalanya selebar meja pingpong itu mulai diangkat oleh puluhan orang ke bagian Pantai Pandansimo yang lebih tinggi agar makin menjauh dari bibir pantai. Bangkai ditarik dengan tambang berukuran sebesar ibu jari manusia. Ini tak seperti sebelumnya, ketika pada Rabu malam, Tim SAR dan sejumlah oranh menarik bangkai hiu ini dari bibir pantai ke bagian tengah pantai dengan tali dari besi yang diikatkan di ekornya.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Bantul yang juga nelayan Pantai Pandansimo Baru, Suyanto, mengatakan kasus terdamparnya hiu di pesisir Bantul merupakan peristiwa yang pertama kali terjadi. Kata dia, jika hendak diawetkan, sebaiknya segera ada pembekuan memakai es pada bangkai hiu.
ADDI MAWAHIBUN IDHOM