TEMPO.CO , Jakarta: Asisten Produser Metro TV, Luviana, mengkritik pola rekruitmen reporter stasiun televisi saat ini. “Kebanyakan redaksi TV merekruit reporter dari sekolah model, bukan dari alumni pers mahasiswa," kata Luviana pada "Diskusi Publik: Mengupas Problematika dan Kasus Ketenagakerjaan Pekerja Media di Indonesia", Sabtu, 4 Agustus 2012.
Menurut Luviana, pengelola media televisi di Indonesia cenderung memberi nilai lebih pada penampilan fisik para reporter. Akibatnya, banyak reporter yang tidak mampu menghasilkan produk jurnalistik yang sarat nilai kepentingan publik.
Mantan produser eksekutif TransTV, Satrio Arismunandar, membenarkan. Menurutnya, reporter stasiun TV di Indonesia sulit untuk bisa bekerja independen. "Bagaimana bisa independen kalau pemilik medianya sendiri berafiliasi dengan partai politik tertentu," kata Satrio. Bahkan, kata dia, seringkali redaksi televisi menjadi ujung tombak kampanye pemilik media.
SUNDARI
Berita Terpopuler:
Ceramah SARA, Ini Pernyataan Rhoma Irama
Kicauan Luna Maya Soal Foto Mirip Dirinya
5 Kejanggalan Kasus Simulator SIM
Anak Buah yang Pernah Menyulitkan Presiden SBY
Polemik Rhoma Irama, Jokowi Nyanyi ''Darah Muda''
Macaulay Culkin Hidupnya Tinggal 6 Bulan?
Dituding Sebarkan Foto Luna Maya Mabuk, Tyas Kaget
Jokowi Tak Akan Laporkan Rhoma Irama
Punya Bokong Gede Bisa Terhindar Diabetes
Djoko Susilo Dinonaktifkan Sebagai Gubernur Akpol