TEMPO.CO, Jakarta - PT PLN (Persero) hari ini, Senin, 6 Agustus 2012, menandatangani nota kesepahaman (MoU) perihal dukungan pasokan listrik dengan empat perusahaan. Keempat perusahaan itu adalah PT Central Omega Resources Tbk, PT Bukaka Teknik Utama Tbk, PT Bakti Bumi Sulawesi, dan PT Semen Jawa.
"Dengan MoU ini, kami memberi data kelistrikan kepada mereka dan perusahaan bisa membuat studi akan membangun di mana," kata Direktur Utama PLN Nur Pamudji seusai penandatanganan MoU di kantor pusat PLN.
Pamuji mencontohkan, Central Omega masih mempertimbangkan lokasi pembangunan unit smelter (peleburan) di Sulawesi atau di Jawa Timur. Central Omega akan membutuhkan pasokan listrik sebesar 220 megawatt (MW) untuk mengolah sekitar 1 hingga 2 juta ton bijih nikel per tahun, dari total produksi tambang mereka sekitar 3 juta ton bijih per tahun.
Sementara Bukaka membutuhkan pasokan listrik 90 MW untuk mengolah bijih nikel dari pemegang IUP (izin usaha pertambangan) yang memasok mereka. Total kebutuhan listrik tiga smelter nikel dan satu pabrik semen ini adalah 520 MW.
Untuk menjamin keandalan pasokan, keempat perusahaan ini akan mendapat layanan dan tarif khusus. Tarif khusus ini akan dinegosiasikan secara bisnis antara PLN dan masing-masing perusahaan. "Kalau di Jawa, tarif premium Rp 810 per kilowatt-hour (kWh), untuk Sulawesi dasarnya Rp 810 per kWh. Kalau perlu diperkuat dengan pembangkit baru, kami tambah, seperti di Kupang Rp 1.100 per kWh," kata Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun ketika ditemui pada kesempatan yang sama.
Dalam catatan PLN, saat ini sudah diterima permohonan pasokan listrik untuk 25 smelter dengan total kebutuhan pasokan listrik 2.733 MW. Daya listrik tersebut akan dipakai untuk mengolah bijih nikel, tembaga, mangan, dan baja.
BERNADETTE CHRISTINA