TEMPO.CO, London - Jepang dan Korea Selatan berpeluang mencatat sejarah di cabang sepak bola putra Olimpiade London 2012. Tidak hanya berambisis meraih medali emas untuk pertama kalinya sepanjang sejarah keikutsertaannya, kedua negara bahkan berpotensi menciptakan All Asian Finals, atau final sesama tim Asia di cabang sepak bola putra Olimpiade.
Kedua tim memang tinggal selangkah lagi untuk mencatat rekor tersebut karena telah sampai di empat besar. Namun rekor itu bisa urung terjadi karena mereka akan menghadapi dua tim kuat di semi-final. Jepang akan menghadapi wakil Amerika Utara dan Tengah, Meksiko di Stadion Wembley, London, Selasa sore waktu Inggris, 7 Agustus 2012. Sedangkan Korea Selatan akan menghadapi Brasil di Stadion Old Trafford, Manchester pada malam harinya.
Saat ini, kedua tim memang berada dalam euforia setelah melewati perempatfinal. Korea Selatan secara dramatis mengalahkan tuan rumah Inggris Raya lewat adu tendangan penalti 5-4 di Stadion Millenium, Cardiff, Wales. Sementara Jepang secara meyakinkan menang 3-0 atas wakil Afrika, Mesir di Old Trafford.
Euforia itu pun tampak dari pernyataan kapten timnas Jepang, Maya Yoshida. "Kami harus mendapatkan medali. Itulah yang bisa saya katakan kepada orang-orang di Jepang," kata Yoshida.
Yoshida bermain gemilang saat mengalahkan Mesir. Selain mencetak satu dari tiga gol kemenangan tim Samurai Biru (julukan Jepang), Yoshida memimpin lini belakang mematahkan serangan Salah Mohammed Cs. "Saya puas bisa mencetak gol di perempatfinal, setelah di babak grup saya memiliki banyak kesempatan tapi tidak pernah bisa mengonversi menjadi gol," bek VVV Venlo itu menambahkan.
Berbeda dengan Yoshida, sang pelatih mencoba meredam euforia tersebut untuk menjaga fokus. "Saya senang? Tentu saja, karena sebelumnya hanya menargetkan perempatfinal. Kami memulai Olimpiade sebagai penantang dengan semangat harus mengalahkan setiap lawan. Tapi sekarang kami disebut salah satu favorit," kata Sekizuka.
"Tapi di semi-final kami harus bekerja lebih keras. Kami sudah menunjukkan bahwa terus berkembang di setiap pertandingan dan harus terus konsisten dengan itu. Jadi mulai sekarang kami hanya harus bekerjakeras dan sejenak menyingkirkan pembicaraan soal peluang medali," ujarnya.
Sekizuka memang layak was-was di semi-final. Pasalnya pemain depan andalannya, Kensuke Nagai kemungkinan tidak akan bermain melawan Meksiko, setelah cedera akibat dilanggar pemain Mesir. Pemain asal Nagoya Grampus eight itu bahkan hanya bermain selama 20 menit. Jepang sendiri sempat mengalahkan Meksiko dalam sebuah ujicoba sebelum Olimpiade dimulai, 21 juli lalu di Nottingham, Inggris. Saat itu, Jepang menang 2-1 lewat gol keigo Hagashi dan yuki Otsu.
Tidak berbeda dengan Sekizuki, pelatih timnas Korea Selatan, Hong Myung-Bo juga memilih merendah jelang laga melawan Brasil. "Brasil adalah tim kuat. Saya tidak meminta banyak kepada pemain. Yang penting mereka bermain tenang," kata Myung-Bo.
Myung-Bo memang tidak ingin jumawa. Selain karena tidak akan diperkuat penjaga gawang utama Jung Sungryong yang cedera akibat berbenturan dengan pemain Inggris Raya, Micah Richards di perempatfinal, Brasil dinilai Myung-Bo memiliki skuad yang lebih bagus karena diisi pemain seperti Neymar, Thiago Silva atau Oscar.
Meski masih belum bermain konsisten, Brasil tetap mrupakan tim kuat. Tim Samba (julukan Brasil) sampai saat ini merupakan tim paling agresif dibanding tiga tim lain yang ada di semi-final Olimpiade. Neymar Cs total mencetak 12 gol, atau dua gol lebih sedikit dari akumulasi gol yang dicetak tiga tim lain di semi-final (Meksiko, Korea dan Jepang).
"Brasil adalah tim kuat. Tapi kami telah melewati partai sulit melawan Inggris Raya dan menang. saya rasa kami bisa melakukan hal serupa saat melawan Brasil," kata Myung-Bo lagi. Sekarang kami harus terlebih dahulu memulihkan stamina sebelum pertandingan semi-final," ujarnya.
Sepanjang keikutsertaan di Olimpiade, Jepang dan Korea Selatan memang lebih sering kandas di babak pertama. Pencapaian terbagus dibuat Jepang 44 tahun lalu saat meraih medali perunggu Olimpiade 1968 di Meksiko. Sejak itu, Jepang tidak pernah lagi merebut medali. Korea Selatan lebih 'menyedihkan'. Sembilan kali ambil bagian di Olimpiade, tim Taeguk Warriors (julukan Korea Selatan) tidak pernah merebuat medali apapun. Pencapaian terbaik sebelumnya adalah perempatfinal Olimpiade Yunani tahun 2004.
"Jepang dan Korea Selatan telah menunjukkan bahwa sepak bola Asia telah berkembang. Mereka bermain semangat dan terorganisir. Khususnya Jepang, sangat berbeda dengan pertandingan yang pernah saya lihat sebelumnya," kata Luis Fernando Tena, pelatih timnas Meksiko memuji dua negara Asia tersebut.
AFC | JFA | KFA | ARIE FIRDAUS