TEMPO.CO, Jakarta - Badan Reserse Kriminal Kepolisian RI masih menunggu penghitungan Badan Pemeriksa Keuangan mengenai dugaan kerugian negara dari kasus korupsi pengadaan alat simulator surat izin mengemudi di Korps Lalu Lintas Markas Besar Polri tahun 2011. Penghitungan ini akan menjadi dasar bagi tim penyidik untuk menentukan besarnya mark up atau penggelembungan anggaran dalam proyek senilai Rp 196 miliar tersebut.
"Perhitungan kerugian negaranya dari BPK sudah kami ajukan," kata Kepala Bareskrim, Komisaris Jenderal Sutarman, melalui pesan singkat, Selasa, 7 Agustus 2012.
Sutarman menyatakan penentuan jumlah mark up tidak bisa dilakukan hanya dengan melihat angka pada harga satuan dan kontrak proyek tersebut. Hal ini didasarkan karena dalam sebuah kontrak, selain ada harga satuan setiap unit, ada juga biaya pemeliharaan, biaya sparepart, dan biaya lainnya. "Kalau hanya dilihat dari harga satuan pasti beda. Karena itu, butuh bantuan BPK," kata dia.
Direktur PT Citra Mandiri Metalindo, Budi Santoso, berhasil memenangkan tender pengadaan 700 simulator sepeda motor senilai Rp 54,453 miliar dan 556 simulator mobil senilai Rp 142,415 miliar ini. Dalam tender ini disepakati harga simulator sepeda motor sebesar Rp 77,79 juta per unit dan simulator mobil sebesar Rp 256,142 juta per unit.
Harga ini diduga telah digelembungkan karena jauh dari harga dalam dokumen perjanjian pembelian barang dari Citra Mandiri Metalindo dengan PT Inovasi Teknologi Indonesia sebagai perusahaan subkontraktor. Dalam dokumen tersebut, harga simulator sepeda motor hanya Rp 42,8 juta per unit dan simulator mobil sebesar Rp 80 juta per unit.
Margin keuntungan yang sangat besar ini juga diduga menjadi dasar adanya praktek penyuapan ke sejumlah perwira di Korlantas dan Mabes Polri. Bareskrim Polri juga sudah menetapkan lima tersangka dalam kasus ini, yaitu Pejabat Pembuat Komitmen Brigadir Jenderal Didik Poernomo, Panitia Lelang Ajun Komisaris Besar Teddy Rustaman, Bendahara Korlantas Komisaris Legimo, Direktur PT ITI Sukotjo Bambang, dan Budi Santoso.
FRANSISCO ROSARIANS
Berita lain:
Awas, Banyak Ustadz ''Gadungan'' di Televisi
Pengamat: Rhoma Irama Tak Sensitif
Dukung Jokowi, Jusuf Kalla Dinilai Tak Elegan
Foke Beberkan Jasanya untuk Warga Tionghoa
Ide Yusril Soal Kasus Simulator SIM Bikin Bingung
Robert Pattinson dengan Gadis Mabuk di Bar