TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa mempunyai seorang anak bisa meningkatkan daya ingat seorang wanita. Dalam serangkaian eksperimen, para ibu baru diketahui mempunyai skor yang lebih baik dalam tes visuospatial memory – kemampuan untuk menerima dan mengingat informasi tentang sekeliling mereka – dibandingkan dengan wanita yang tidak mempunyai anak.
Melissa Santiago, peneliti dari Carlos Albizu University di Miami, mengatakan bahwa temuan ini menjawab keyakinan bahwa wanita mengalami penurunan daya ingat dan fungsi kognitif setelah mereka mempunyai anak.
“Anda tidak perlu merasa seperti itu karena Anda mempunyai anak, daya ingat Anda tidak sama,” kata Santiago saat mempresentasikan hasil temuannya di pertemuan American Psychological Association seperti dikutip Daily Mail edisi 5 Agustus 2012.
Penelitian sebelumnya pada topik ini mempunyai hasil yang bervariasi, sebagian menunjukkan bahwa menjadi ibu merusak kognitif, tetapi yang lain menunjukkan hasil sebaliknya. Santiago menganalisis informasi dari 35 ibu baru yang anaknya berusia 10 hingga 24 bulan dan 35 wanita yang tidak pernah hamil. Kedua grup ini, umumnya adalah wanita Hispanik, mempunyai skor yang sama dalam tes kecerdasan.
Sementara tes visuospatial memory dilakukan dengan menunjukkan selembar kertas yang memuat enam simbol selama 10 detik dan mereka diminta untuk menggambar simbol-simbol yang mereka ingat. Tugas ini dilakukan beberapa kali. Pada tes pertama, kedua grup bisa mengingat jumlah yang sama. Namun, pada tes kedua dan ketiga, para ibu yang mempunyai anak menunjukkan daya ingat yang lebih baik.
Saat hamil, terjadi beberapa perubahan psikologis pada tubuh, dan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa otak mengecil hingga lima persen. Namun ukurannya kembali normal enam bulan setelah melahirkan. Menurut Santiago, selama proses tumbuh kembali ini, otak kemungkinan memperbaiki kondisinya sendiri dengan cara yang bisa meningkatkan kemampuan daya ingatnya.
Meski demikian, Santiago mengatakan bahwa hasil penelitiannya masih perlu diverifikasi dengan tes yang melibatkan jumlah partisipan yang lebih banyak dari berbagai etnis serta dalam jangka waktu yang panjang.
DAILY MAIL | ARBA’IYAH SATRIANI