TEMPO.CO, Yogyakarta - Menjelang Lebaran 2012, para investor saham di Daerah Istimewa Yogyakarta mengurangi transaksi perdagangan. Transaksi yang per bulannya mencapai Rp 150 miliar, kini turun hingga 10 persennya.
"Selama Ramadan dan menjelang Lebaran ini, investor lokal cenderung mengerem transaksi karena lebih mementingkan kebutuhan untuk Lebaran," kata Irfan Noor Riza, Kepala Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) Yogyakarta, Senin (13/8).
Di Daerah Istimewa Yogyakarta sedikitnya ada 4.310 investor lokal. Sedangkan perusahaan sekuritas yang sudah membuka cabangnya di Yogyakarta ada 17 sekuritas.
Ia mengatakan selama Ramadan, indeks harga saham gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif. Minimnya sentimen positif membuat investor lokal memanfaat situasi dengan aksi ambil untung (profit taking). “Sedangkan investor asing cenderung fluktuatif dalam bertransaksi,” katanya.
Menurut Irfan, aksi profit taking memang selalu terjadi pada saat menjelang hari raya. Investor menarik dananya untuk konsumsi kebutuhan hari raya. “Para investor lokal hanya mengejar dividen dan capital gain,” katanya.
Hingga Juni 2012, transaksi perdagangan saham di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai Rp 118 miliar. Nilai transaksi ini di bawah transaksi saham di bursa Solo. “Meski jumlah investor hanya sekitar 3.000 orang, transaksi saham di Solo hampir mencapai Rp 1 triliun,” katanya.
MUH SYAIFULLAH
Berita Terpopuler:
Ramai-ramai Klinik Tong Fang, Begini Praktiknya
Tim Sukses Jokowi: Ceramah Rhoma Tetap Pidana
Dinas Kesehatan ''Sentil'' Iklan Klinik Tong Fang
PPP Pilih Foke karena Islam dan Betawi
Ahok: Lagu Bang Rhoma Membuat Saya Tak Ikut Judi
Ke Klinik Tong Fang, Berobat karena Penasaran
Kasus Simulator SIM, Pemimpin KPK Disadap Polisi?
Mengapa Nenek Moyang Kita Tidak Kegemukan?
Asosiasi Sepakbola Brasil Salahkan Rafael
Kasus Distop, Rhoma Irama: Alhamdulillah