TEMPO.CO, Jakarta - Partai Keadilan Sejahtera mengirimkan delegasi kemanusiaan ke Rakhine, Myanmar. Delegasi ini dipimpin Hidayat Nur Wahid, dengan anggota Mohammad Sohibul Iman, Nurhasan Zaidi, dan Ledia Hanifa. Mereka dibantu dua orang staf Menteri Sosial, Suryama M. Sastra dan Sapto Waluyo.
"Delegasi ini akan melengkapi upaya yang telah dilakukan Jusuf Kalla sebelumnya sebagai Ketua PMI dan utusan khusus RI untuk pengungsi Myanmar," kata Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq melalui siaran persnya, Selasa, 21 Agustus 2012.
Menurut dia, delegasi ini sudah berangkat subuh tadi. Melalui delegasi ini, PKS mendorong pemerintah Myanmar membuka akses bagi bantuan kemanusiaan untuk para pengungsi di Rakhine/Arakan. "Konflik itu mungkin dinyatakan sebagai masalah domestik, tapi dampaknya jelas melampaui batas negara," kata Hidayat Nur Wahid.
Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla sebelumnya menyatakan permasalahan di negara bagian Rakhine, Myanmar, murni permasalahan etnis antara orang Rakhine dan orang Rohingya. "Bukan agama," kata dia, Kamis, 16 Agustus 2012.
Menurut Kalla, umat muslim di Myanmar ada lebih dari 2,5 juta orang, bukan hanya etnis Rohingya. "Dan mereka baik-baik saja, tidak berkonflik dengan umat agama lain. Yang konflik hanya etnis Rohingya, (kebetulan) mereka muslim," kata dia.
Mantan Wakil Presiden ini yakin potensi mendamaikan kedua etnis yang bertikai sangat besar. Berkaca dari pengalaman konflik di Poso dan Ambon yang kurang-lebih setipe, menurut Kalla, konflik di Rakhine tergolong lebih ringan. "Poso-Ambon lebih berat, masing-masing pegang senjata, ribuan orang tewas. Kalau di Rohingya, tidak ada yang pegang senjata, yang tewas juga 80-an," kata dia.
ARYANI KRISTANTI