Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

India Akan Restrukturisasi Utang US$ 35 Miliar  

image-gnews
Ilustrasi. wikimedia.org
Ilustrasi. wikimedia.org
Iklan

TEMPO.CO, New Delhi - Pemerintah India mempertimbangkan merestrukturisasi utangnya sebesar US$ 35 miliar menyusul insiden pemadaman akibat krisis listrik di negara itu. Pengajuan restrukturisasi utang ini disampaikan dalam proposal Kementerian Energi India.

New Delhi – Pemerintah India mempertimbangkan merestrukturisasi utangnya sebesar US$ 35 miliar menyusul insiden pemadaman akibat krisis listrik di negara itu. Pengajuan restrukturisasi utang ini disampaikan dalam proposal Kementerian Energi India.

Dalam proposal tersebut, Kementerian Energi India mengatakan restrukturisasi dilakukan untuk mendukung pemerintah meningkatkan pasokan listrik. Pinjaman yang direstrukturisasi merupakan utang jangka pendek. Setengah dari pinjaman akan didistribusikan ke pemerintah daerah. Sisanya akan dijadwalkan ulang oleh bank untuk moratorium pembayaran pokok pinjaman selama tiga tahun.

Kerugian tunai utilitas India telah membengkak 15 kali lipat selama tiga tahun terakhir hingga Maret 2010 menjadi 288 miliar rupee atau setara dengan US$ 5,2 miliar. Kerugian ini mendorong pemerintah India untuk mencari utang jangka pendek guna membayar biaya listrik dan batu bara yang meningkat.

Perbedaan antara rata-rata biaya produksi listrik dan tarif listrik di India hampir dua kali lipat dalam kurun waktu 11 tahun terakhir hingga Maret 2010.

“Untuk beberapa negara, menjual listrik lebih berarti kerugian lebih,” kata Direktur Fitch Ratings India, Salil Garg, seperti dilansir Bloomberg, kemarin.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Restrukturisasi tersebut, kata dia, tampak sebagai satu-satunya solusi bagi pemerintah India. Sektor utilitas akan mencari cara untuk bangkit dan di sisi lain sektor perbankan juga meminimalisasi pengorbanannya.

“Kami berharap tahun ini bisa balik modal. Terima kasih atas kebijakan kenaikan tarif listrik pemerintah,” ujar Direktur Keuangan Punjab State Power Corp, S.C. Arora.

Punjab State Power memiliki liabilitas sebesar 200 miliar rupee. Separuhnya bertenor jangka pendek dan dipertimbangkan untuk direstrukturisasi.

Langkah restrukturisasi utang yang dilakukan pemerintah India disebabkan negara itu terancam krisis listrik. Insiden listrik padam selama 32 jam yang menimpa separuh negara itu di awal Agustus dinilai sebagai salah satu yang terburuk di dunia.

Bloomberg | Abdul Malik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

1 hari lalu

Pulau Veligandu Maladewa (Pixabay)
Turis India ke Maladewa Turun 42 Persen gegara Aksi Boikot

India adalah pangsa pasar pariwisata terbesar Maladewa pada 2023, dengan lebih dari 11 persen dari 1,8 juta kunjungan wisatawan


4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

2 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
4 Heboh Pernyataan Xenophobia Joe Biden ke Cina, Jepang, dan India

Joe Biden menyebut xenophobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di tiga negara ekonomi terbesar di Asia tersebut.


India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

2 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan ibu negara Jill Biden menghadiri acara tahunan Easter Egg Roll di Halaman Selatan Gedung Putih, Washington, AS, 1 April 2024. REUTERS/Evelyn Hockstein
India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.


10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

2 hari lalu

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar. Foto: Canva
10 Negara dengan Jumah Penduduk Terbanyak di Dunia

Dilansir dari World Population by Country, ada 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Indonesia termasuk ke dalam 5 besar.


6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

3 hari lalu

Taj Mahal, India. Unsplash.com/Jovyn Chamb
6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.


Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden besama mantan presiden AS Barack Obama meninggalkan Air Force One di Bandara Internasional John F Kennedy di New York, AS 28 Maret 2024. REUTERS
Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden


Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida berjalan melewati barisan tiang menuju Oval Office di Gedung Putih di Washington, AS, 13 Januari 2023. T.J. Kirkpatrick/Pool melalui REUTERS
Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.


Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat kunjungannya di Chavis Community Center di Raleigh, North Carolina, AS, 26 Maret 2024. REUTERS/Elizabeth Frant
Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.


Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

5 hari lalu

Sekelompok pengunjuk rasa memegang bendera kuning bertuliskan Khalistan, serta spanduk bergambar pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh, saat melakukan protes di luar konsulat India, seminggu setelah Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengemukakan kemungkinan keterlibatan New Delhi dalam aksi tersebut. pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar di British Columbia, di Toronto, Ontario, Kanada 25 September 2023. REUTERS/Carlos Osorio
Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.


3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

5 hari lalu

Para pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera partai setelah mengetahui hasil hitung cepat pemilu India di Ahmedabad, India, 23 Mei 2019. [REUTERS / Amit Dave]
3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.