TEMPO.CO, Yogyakarta--Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD merasa prihatin setelah mendengar kabar adanya korban tewas akibat bentrok yang terjadi di kampung halamannya Sampang, Madura oleh kelompok tak dikenal, Minggu 26 Agustus 2012. “Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un. Saya baru dengar itu sekarang,’ kata Mahfud usai Syawalan bersama Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAMHI) di Yogyakarta Minggu 26 Agustus 2012.
Pria kelahiran Sampang itu mengaku kaget mendengar kabar tersebut mengingat lebaran ini dirinya baru saja mudik ke Madura dan keadaan adem ayem. Saat lebaran, Mahfud mudik ke Pamekasan dan menjadi khatib di masjid Agung As-Syuhada, Pamekasan.
Atas kejadian itu, Mahfud berharap aparat penegak hukum berani bertindak tegas menangkap orang-orang yang bertanggung jawab atas insiden itu tanpa rasa gentar dan pandang bulu kelompok atau golongan. “Pengadilan langsung pada seseorang di suatu negara merdeka, apalagi sampai menghilangkan nyawa sangat memalukan. Karena itu, aparat tidak boleh gentar memproses siapapun yang bertanggung jawab,” katanya.
Mahfud menilai, aparat tidak boleh lamban menghadapi konflik sosial beruntun yang terjadi di Madura itu. “Harus cepat, jangan sampai menjalar. Ini modelnya balas membalas,” kata dia. Dalam bentrok itu tercatat dua orang tewas dan enam orang terluka.
PRIBADI WICAKSONO
Berita Terpopuler:
Yang Terjadi di Kamar Itu Saat Harry Difoto Bugil
Ahok: Hebat kan, Saya Jadi Koboi
Ribuan Orang Padati Halal Bihalal Jokowi-Ahok
Artis-artis Ini Dukung Jokowi-Ahok
Hashim : Jokowi-Basuki akan Bantu Prabowo di 2014
Rp 9,5 M Tak Cukup Buat Harry Tampil Bugil
Quraish Shihab, Si Pengubah Dunia
Jokowi Mengaku Tak Gentar Hadapi "Gajah"
Sosial Media di Mata Jokowi
Kalla: Isu SARA Pilkada DKI Bahayakan Bangsa