TEMPO.CO, Jakarta--Mencetak gol hal yang lazim baginya. Yang tak biasa kali ini adalah cara David Villa merayakan golnya. Striker 30 tahun itu mencopot seragam Barcelona-nya sehingga nampaklah kaus dalamnya yang bertuliskan Imposible sin Vosotras (tak mungkin tanpa kalian) dengan hiasan wajah isteri dan kedua anak perempuan mereka.
Kejadian itu berlangsung pada menit ke-84 di Stadion Nou Camp saat Barcelona menghajar Real Sociedad 5-1 pada laga perdana Liga Spanyol, Ahad pekan lalu. Villa masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke—75. Golnya merupakan gol terakhir Barcelona.
Wasit Jose Luis Gonzalez kontan mengganjar pemain berjulukan El Guaje (si bocah) itu dengan kartu kuning. Aturan FIFA memang mengharuskan demikian. Seorang pemain dilarang membuka kaos. Villa juga melanggar pantangan lain, yaitu menuliskan ekspresi pribadinya di kostum.
Villa tahu benar aturan tersebut. Dan dia memang menyediakan diri untuk dihukum, denda sebesar 3.000 euro (sekitar Rp 35 juta). Uang yang hilang itu tak sebanding dengan kepuasan yang dia peroleh dengan mempertontonkan kecintaan dan rasa terima kasihnya kepada keluarga.
Penyerang andalan tim nasional Spanyol itu sebelumnya berkutat dengan cedera tulang kering selama delapan bulan. Gara-gara itu, dia tak bisa memperkuat La Furia Roja (pasukan merah berani, julukan Spanyol) pada Piala Eropa lalu. "Saya yakin, selama itu pula Patricia (sang isteri) dan anak-anak juga mengalami masa-masa sulit," kata Villa, seusai pertandingan.
Larangan untuk membuka kaos luar diterapkan FIFA sekitar satu dekade belakangan. Aturan itu untuk mengantisipasi pengusungan slogan politik, slogan agama, dan ekspresi pribadi yang bisa menyakiti orang lain. Kaos menjadi media yang efektif untuk disalahgunakan.
Seusai mencetak gol, seorang pemain biasanya disorot kamera televisi. Saat itulah dia bisa mengampanyekan sesuatu kepada khalayak ramai lewat tulisan atau gambar di kaos dalamnya.
Mencopot kaos termasuk gaya berselebrasi paling purba. "Saya sangat gembira, saking gembiranya, saya ingin mencopot kaos saya, tapi tak saya lakukan." Itu pernyataan Lucien Laurent, mantan penyerang Prancis, seusai mencetak gol pertama dalam sejarah Piala Dunia, pada 1930, ke gawang Meksiko.
Zaman itu kostum pemain sepak bola ribet sehingga menghalangi keinginan untuk sesegera mungkin mencopotnya seusai mencetak gol. Kostum-kostum sepak bola era modern simple dan mudah dicopot. Karena kostum luar berbahan tipis, seorang pemain bisa mengenakan kaus dalam. Di kaus dalam inilah biasanya pesan-pesan khusus disampaikan.
Mantan penyerang Liverpool awal 2000-an, Robbie Fowler, termasuk pemain yang mempelopori penggunaan kaos untuk menyuarakan ekspresi politik. Dalam sebuah kesempatan, Fowler memperlihatkan kostum dalamnya yang berisi tulisan dukungan terhadap gerakan mogok buruh pelabuhan Liverpool.
Awal 2009, Frederic Kanoute berselebrasi dengan memperlihatkan kaos dalam bertuliskan "Palestina!". Itu cara dia memberi dukungan kepada orang-orang Palestina yang menjadi korban bombardir Israel. Sebagai bentuk solidaritas, klubnya, Sevilla, bersedia membayar denda yang harus diterima penyerang asal Mali itu. Lazimnya, denda ditanggung oleh si pemain.
Kian hari, ekspresi yang ditulis di kaos dalam kain beragam jenis, bukan hanya penyataan politis, tapi juga curhat. Tulisan di kostum Villa termasuk berjenis curhat, karena mencurahkan perasaan hatinya tanpa bermaksud menyinggung atau mendukung siapa-siapa.
Beberapa pemain sebelum dia melakukan hal yang sama. Kapten AS Roma, Francesco Totti, beberapa kali mengungkapkan rasa sayangnya kepada sang isteri, model cantik Ilary Blasi, dengan menuliskan "6 Unica" (kamulah yang nomor satu) dan "6 Sempre Unica" (kamu tetap yang pertama). Tapi, Totti juga pernah menuliskan "Liberate Giuliana" (bebaskan Giulana) untuk memberi dukungan kepada wartawan Italia yang diculik di Irak pada 2005.
Seusai mencetak gol kemenangan untuk Spanyol pada final Piala Dunia 2006, Andres Iniesta memperlihatkan kostum dalamnya yang bertuliskan "Dani Jarque siempre con nosotros" (Dani Jarque, selalu bersama kami) sebagai bentuk belasungkawanya kepada kapten Espanyol yang meninggal karena serangan jantung setahun sebelumnya.
Dan pada Maret 2012, stopper Chelsea, Gary Cahill, mengenakan kaos dalam bertuliskan "Pray 4 Muamba" untuk menyatakan kedekatannya dengan pemain Bolton, Fabrice Muamba, yang mengalami koma akibat serangan jantung di lapangan.
Untuk urusan curhat dan berekspresi pribadional, dua penyerang Manchester City, Mario Balotelli dan Carlos Tevez jagonya.
Oktober tahun lalu, ketika City berpesta ke gawang Manchester United, Balotelli membuka kaos luarnya dan memperlihatkan tulisan "Why always me?" (kenapa aku melulu?). Ini bentuk kekesalannya terhadap pers dan masyarakat yang menurutnya terlalu menyorot kehidupan pribadinya. Februari lalu, kaos dalam pemain muda asal Italia itu bertuliskan "Raffaella ti amo" (Raffaella aku cinta kamu). Ini ungkapan hatinya kepada sang pacar, Raffaella Fico.
Tevez lain lagi. Pemain asal Argentina ini gemar memberi pesan sayang kepada orang-orang di kampungnya. Semasa membela MU, Tevez pernah memperlihatkan tulisan selamat ulang tahun kepada desanya. Pernah pula dia mengucapkan selamat ulang tahun kepada mamanya.
Saat mencetak gol bagi kemenangan City 3-2 atas Chelsea pada Piala Carling, dua pekan lalu, Tevez memperlihatkan tulisan "Fuerte Apache", nama kampung halamannya. Hal itu diulangnya kala mencetak gol ke gawang Southampton pada Liga Inggris, sepekan lalu. Kali ini tulisannya berbunyi "Lugano 1 y 2", alamat apartemennya di Argentina.
Ungkapan-ungkapan itu tak lain sebagai bentuk kegembiraannya menyambut musim baru bersama City. Setelah sempat menjadi musuh suporter City karena niatnya untuk hengkang, Tevez sekarang merasa kerasan bersama The Blues. "City seperti rumah kedua bagi saya kini," katanya.
Saat berselebrasi dengan membuka kaosnya kala melawan Southampton, dia tak terkena hukuman. Kartu kuning keluar dari saku wasit Howard Webb untuk Samir Nasri yang mencetak gol terakhir ke gawang Southampton bagi kemenangan 3-2 City. Pemain asal Prancis itu memperlihatkan kaos dalam bertuliskan "Eid Mubarak", salam menyambut idul fitri ala Timur Tengah.
Tindakan Webb pilih kasih Webb ini mengundang banyak kritik. Ternyata, kartu kuning itu bukan untuk tulisan, melainkan untuk cara Nasri membuka kaosnya. Nasri mengeluarkan kostum luarnya melebihi dagu. Ini pantangan. Sementara, Tevez sekadar membuka kaos, tak sampai melewati leher.
Jadi, hati-hatilah membuka kaos. Isi pesan di kaos dalam soal kedua. Hal pertama yang harus diwaspadai adalah cara membukanya.
BERBAGAI SUMBER | ANDY MARHAENDRA
Berita lain:
Mourinho Dikritik Aktor Hollywood
Wenger: Kami Hanya Ingin Beli Pemain Spesial
Alasan Adam Johnson Hengkang ke Sunderland
Asri Akbar Perkuat Persib 2012-2013
Chelsea Akhirnya Dapat Azpilicueta dan Moses
Tantangan Ferguson untuk Van Persie
Chelsea Ogah Lepas David Luiz ke Barcelona