TEMPO.CO, Mumbai - Sebuah perusahaan India meluncurkan apa yang diklaim sebagai krim yang bisa memperketat vagina. Dalam salah satu iklannya, mereka menyebut krim ini mampu "membuat wanita merasa seperti perawan lagi".
Perusahaan ini berdalih produk mereka adalah untuk kepentingan "membuat perempuan berdaya". Namun para kritikus mengatakan hal sebaliknya.
Krim yang dilabeli dengan nama dagang 18 Again ini dibuat oleh perusahaan yang berbasis di Mumbai, Ultratech. Mereka mengatakan produk ini adalah yang pertama dari jenisnya di India. Asal tahu saja, krim sejenis sudah tersedia di bagian lain dunia, termasuk di Amerika Serikat.
India selalu mengagungkan keterbukaan, modernitas, dan sikap inklusif. Namun dalam satu aspek, yakni hubungan seksual, hukum itu tetap kaku. Pengantin perempuan harus perawan saat berhubungan intim pertama kali dengan suaminya. Menemukan pengantinnya tak perawan adalah lebih buruk daripada kematian.
Di sisi lain, kawin silang antarkasta juga dilarang keras. Anak-anak dari perkawinan tersebut bisa dinyatakan tidak sah. Namun, petualangan asmara antara kelas secara bebas diizinkan.
Jadi, ada dua jenis hubungan intim pada wanita di India, untuk kesenangan dan untuk melahirkan anak-anak dari kasta yang sama. Di sini, keperawanan mutlak diperlukan. Dianggap sebagai kewajiban spiritual, upacara pernikahan Hindu bahkan dianggap Kanyadaan, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai 'hadiah dari seorang perawan'.
Pemilik Ultratech, Bhatia Rishi, menyatakan krim yang dipasarkan seharga US$ 44 (setara Rp 400 ribuan), mengandung bahan-bahan alami termasuk partikel emas, lidah buaya, almond, dan delima, serta telah teruji secara klinis. "Ini adalah produk yang unik dan revolusioner yang juga bekerja untuk membangun keyakinan batin pada seorang wanita dan meningkatkan harga dirinya," kata Bhatia. Dia menambahkan bahwa tujuan dari produk ini adalah untuk "memberdayakan perempuan".
Bhatia mengatakan produknya tidak untuk mengembalikan keperawanan seorang wanita, tetapi untuk mengembalikan emosi menjadi perawan. "Kami hanya berkata, 'merasa seperti perawan', membawa kembali perasaan ketika seseorang berusia 18 tahun, bukan untuk mengembalikan keperawanan," katanya.
Namun strategi iklan perusahaan telah menarik kritik dari beberapa dokter, kelompok perempuan, dan media sosial yang mengatakan produk mereka memperkuat pandangan umum di India bahwa seks pranikah adalah sesuatu yang harus disukai serta bukannya hal tabu, apalagi dosa.
"Ini semacam omong kosong dan bisa memberikan beberapa wanita perasaan rendah diri," kata Annie Raja dari Federasi Nasional Perempuan India yang berjuang untuk hak-hak perempuan di negara itu.
Raja mengatakan bahwa alih-alih memberdayakan perempuan, krim akan melakukan sebaliknya, dengan menegaskan kembali pandangan patriarki yang dipegang oleh banyak orang di India, yaitu gagasan bahwa pria menginginkan semua wanita menjadi perawan sampai malam pernikahan mereka.
"Mengapa perempuan harus tetap perawan sampai menikah? Adalah hak perempuan untuk berhubungan seksual dengan seorang pria, bukan? Tetapi masyarakat di sini masih mengatakan mereka tidak boleh sampai mereka menjadi pengantin," katanya.
BBC | TRIP B
Gaya! Terkait
Penggemar Motor Harley Davidson Kumpul di Solo
Lawan Stres dengan Meditasi
Kapan Bayi Boleh Mandi Pakai Air Dingin?
UGM Ciptakan Sendok Khusus untuk Cerebral Palsy
Maksimalkan Perkembangan Bayi dengan Pijat