TEMPO.CO, Balikpapan - Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, melaporkan rencana investasi modal di kota tersebut mencapai Rp 7 triliun hingga akhir 2012. Nilai investasi ini meningkat 40 persen dibandingkan prediksi semula yang hanya sebesar Rp 5 triliun.
“Untuk tahun ini, kami rencanakan sebesar Rp 7 triliun,” kata Sekretaris Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Izin Terpadu Kota Balikpapan Aji Sofyan, Rabu, 29 Agustus 2012.
Investasi tersebut terbagi untuk sektor prasarana wilayah sebesar Rp 4 triliun, pariwisata Rp 1 triliun, perdagangan Rp 1 triliun, kesehatan Rp 5 miliar, industri sebesar Rp 79 miliar, pertanian sebesar Rp 2,5 miliar, dan sumber daya energi sebesar Rp 500 miliar.
“Memang yang paling besar untuk kegiatan prasarana wilayah dan pariwisata. Karena memang Balikpapan tidak memiliki sumber daya alam yang bisa dikelola. Balikpapan murni kota jasa,” ucap Aji.
Investasi prasarana wilayah meliputi perumahan, sarana olahraga, mes karyawan, taman, jalan, dan jembatan. Sedangkan untuk sektor pariwisata meliputi hotel, apartemen, vila, taman rekreasi, dan museum. Kemudian sektor kesehatan, yakni rumah sakit, klinik, dan apotik.
Adapun sektor industri berupa pendirian workshop, pabrik, bengkel, percetakan, galangan kapal, industri pengolahan, dan industri aneka.
Kalau untuk sektor perdagangan termasuk pasar induk, penampungan oli, ruko, mal, dan pemasok barang atau suku cadang alat berat. Untuk sektor pertanian, yaitu pertanian, perkebunan, dan perikanan. Sedangkan sumber daya energi mencakup pembangunan pembangkit listrik.
Ia menyebutkan salah satu yang mendorong penanaman investasi oleh swasta karena keberadaan sarana Bandara Internasional Sepinggan, Balikpapan, dan Pelabuhan Peti Kemas Kariangau.
“Investor memang melirik Balikpapan karena ketersediaan sarana infrastruktur penunjang itu, seperti bandara kita akan menjadi besar dan internasional, begitu juga pelabuhan peti kemas di Kariangau.”
S.G. WIBISONO