TEMPO.CO , Sampang - Kunjungan para pejabat dan banyaknya jurnalis di tempat pengungsian komunitas syiah di Gelanggang Olah Raga Sampang, Madura menjadi hiburan tersendiri bagi pengungsi.
Rifah, 30 tahun mengatakan baru tahu kalau pejabat hobi difoto. Perempuan dengan tiga anak ini bercerita tentang kunjungan seorang pejabat dari Jakarta pada Selasa malam, 28 Agustus 2012.
Ketika ia sedang salat magrib berjamaah, seorang pejabat yang mengaku menjadi staf ahli Menkopolhukan malah sibuk mengambil gambar.
Menurut Rifah, pejabat tadi datang ke pengungsian, bukan melihat kondisi pengungsi melainkan hanya untuk berfoto dengan background pengungsi yang baru selesai salat. "Setelah foto-foto, dia pulang," katanya, Rabu 29 Agustus 2012.
Rifa juga menilai, pejabat tidak ikhlas memberikan bantuan karena setiap mau memberi bantuan harus difoto terlebih dahulu oleh wartawan. "Tapi Alhamdulilah juga dibantu," tuturnya.
Sementara pengungsi Syiah lainnya, Mat Salam justeru 'takjub' mengetahui pekerjaan wartawan. "Saya baru tahu, kerja wartawan seperti itu," kata Mat Salam
Salam menganggap kerja wartawan enak. Tinggal menunggu pejabat, menyodorkan ponsel, lalu khusuk mengetik dan dapatlah uang. Dia mengaku sering tertawa geli melihat ekspresi wajah wartawan saat mewawancarai pejabat.
Ada yang bengong, ada yang sambil utak-atik handphone, dan ada yang wajahnya serius menyimak. "Kalau pejabatnya pintar, semua yang ditanya wartawan pasti dijawab," ujarnya.
Mat Salam dan Rifah mengaku tidak terlalu trauma akibat diserang secara brutal. "Karena kami susah senang bersama, hanya bingung bagaimana mau membangun rumah lagi," ujar Salam.
Ketua Kelompok Syiah Sampang, Ustad Iklil mengatakan kebutuhan pengungsi baik untuk bayi, wanita hamil dan manula sudah tercukupi. Bila ada yang sakit seperti infeksi saluran pernapasan dan diare juga langsung tertangani. "Terima kasih atas semua bantuan masyarakat," katanya.
Dari pantauan Tempo, hingga kini jumlah pengungsi syiah di GOR Sampang berjumlah sekitar 340 orang. Setiap hari rata-rata bertambah 7 sampai 10 pengungsi.
MUSTHOFA BISRI
Berita terpopuler lainnya:
Sipilis Jangkiti Para Aktor Film Porno AS
NU: Syiah Tidak Sesat, Hanya Berbeda
SBY Pidato, Anak-Anak Tidur
Drogba-Anelka Terancam Dilego Shanghai Shenhua
La Nyalla Tantang AFC
Biaya Hidup Putin Rp 20 Triliun per Tahun
Carrefour Cabut dari Singapura Tahun ini
Gulingkan Presidennya, Wanita Togo Mogok Seks
Kenapa Ada Ritual Foto ''Maut'' Bergaun Pengantin
Mau Hadiahi KAI dan ASDP, Dahlan Takut Kualat
![Seorang pengunjuk rasa memegang poster selama protes menentang aksi main hakim sendiri sampai mati terhadap seorang pria Muslim Tabrez Ansari oleh gerombolan Hindu, di Kolkata, India, 26 Juni 2019. [REUTERS / Rupak De Chowdhuri]](https://statik.tempo.co/data/2019/06/27/id_851419/851419_720.jpg)
