Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Hutan Hujan Tropis Indonesia Makin Terancam  

Editor

Abdul Malik

image-gnews
Seorang polisi hutan lengkap dengan senjatanya melakukan patroli dan pengawasan rutin kondisi hutan di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Senin (25/6). ANTARA/M Agung Rajasa
Seorang polisi hutan lengkap dengan senjatanya melakukan patroli dan pengawasan rutin kondisi hutan di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, Senin (25/6). ANTARA/M Agung Rajasa
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pusat Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan Rehabilitasi, Kementerian Kehutanan, Adi Susmianto, menyatakan keaslian dan kemurnian keanekaragaman hayati hujan hutan tropis Indonesia makin terancam.

Hadirnya jenis-jenis spesies tumbuhan dan satwa asing invasif disebut Adi sebagai ancaman bagi hutan hujan tropis di negara ini. "Tentunya berakibat negatif terhadap kemurnian spesies tumbuhan dan satwa liar di ekosistem," kata Adi dalam peluncuran program Removing Barrier to Invasive Species Management in Protection and Production Forest in South East Asia-Indonesia, Kamis, 30 Agustus 2012.

Adi menjelaskan spesies invasif adalah flora dan fauna yang berdampak negatif bagi ekosistem. Pasal 8 artikel h Convention on Biological Diversity mewajibkan negara melakukan pengendalian dan pemusnahan spesies asing invasif. Indonesia telah meratifikasi konvensi tersebut melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994.

Menurut Adi, masih banyak flora dan fauna Indonesia yang belum diketahui namanya. Flora dan fauna tersebut, kata Adi, sebagian besar dari Indonesia bagian timur. Di lain pihak, Adi menuturkan, tanpa disadari banyak spesies asing yang mulai masuk ke Indonesia dan mendominasi di hutan hujan tropis.

Kondisi tersebut tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga negara-negara lain di Asia Tenggara. Adi menyebut perdagangan, pariwisata, serta transportasi sebagai pemicu utama invasi jenis secara biologis. Sebagai contoh, pada 2005 Indonesia mengimpor 9.604.045 tanaman hias dari Korea Selatan, Belanda, Jepang, dan Amerika.

Sedangkan pada sektor kehutanan, dampak ekologis dari invasive alien species (IAS) dapat dilihat di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur. Di taman nasional tersebut ditemukan serangan Acacia nilotica yang berasal dari India.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Invasi bermula pada 1969 saat spesies tersebut ditanam di pinggir taman nasional tersebut. Saat ini, 50 persen atau sekitar 7.000 hektare area savana telah didominasi spesies tersebut.

Adi mengaku kebijakan pengendalian serta tindakan operasional terhadap serangan spesies invasif masih lemah. Ia menuturkan, beberapa negara Eropa serta Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru telah mengaplikasikan analisa risiko serta cost recovery mechanism dari kehadiran spesies invasif.

Namuni, negara-negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, belum menerapkannya. "Perumusan kebijakan nasional pengendalian jenis asing invasif sekarang sedang dalam penyelesaian di Kementerian Lingkungan Hidup," ujarnya.

MARIA YUNIAR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya. Foto: Canva
4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.


Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Belantara Foundation dan Program Studi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan memperingati Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang jatuh pada 10 Agustus. (Belantara)
Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.


Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Herlina Hartanto, Noviar Andayani, dan Meizani Irmadhiany ditemui dalam diskusi bertajuk 'Perempuan Untuk Alam' di Bentara Budaya Jakarta, pada Kamis, 22 Desember 2022. TEMPO
Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.


Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Seekor bayi bekantan yang baru saja lahir di Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, bersama induknya. (ANTARA/Firman)
Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.


Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Kondisi terumbu karang di sepanjang garis transek yang dikenal sebagai One Tree Reef, Pulau Capricorn, Great Barrier Reef, Australia, 29 November 2016. Pemutihan terumbu karang merupakan berubahnya warna alami karang menjadi putih pucat. REUTERS
Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.


Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Seorang petugas Balai Taman Nasional Bromo Tengger Semeru beristirahat di Taman Anggrek Ranu Darungan Dusun Darungan Desa Pronojiwo Kecamatan Pronojiwo Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Jumat, 11 Desember 2020. TEMPO/Abdi Purmono
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.


NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

Pantai Lasiana Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tempo/Jhon Seo
NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.


Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus saat merilis penangkapan pedagang hewan langka/ Tempo/Julnis
Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.


Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Aktivitas loading kayu HPH salah satu perusahaan di Pantai Tinitit Pulau Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat akhir Juli lalu (Tempo/Febrianti).
Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.


Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Jaguar berusaha menyeret caiman ke daratan agar bisa menjadi santapannya. Fotografer bernama Chris Brunskill mengambil gambar dari kejadian ini. Dailymaiol.co.uk
Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.