TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Djohar Arifin Husin, menyayangkan manuver manajemen klub Persijap Jepara yang berencana hijrah dari kompetisi Liga Prima Indonesia (LPI) ke ke Liga Super Indonesia (LSI).
Menurut Djohar, manajemen klub berjuluk Laskar Kalinyamat itu seharusnya mematuhi memorandum of understanding (MoU) Komite Bersama PSSI di Kuala Lumpur lalu yang menyebutkan bahwa akan ada kompetisi baru musim depan.
"Jangan buat langkah aneh-aneh. Patuhi MoU kemarin. Di sana, kan, disebut bahwa kompetisi baru di Indonesia akan berlangsung pada awal tahun depan," kata Djohar, Jumat, 31 Agustus 2012.
Masalah belum jelasnya kompetisi memang menjadi salah satu alasan Persijap berencana pindah ke LSI. Namun, selain itu, Persijap berencana pindah karena operator Liga Prima Indonesia, yaitu PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dan investor liga, PT Mitra Bola Indonesia, belum membayarkan gaji para pemain.
"Ya, kalau masalah itu (tunggakan gaji) seharusnya diselesaikan dulu antara PT LPIS dengan klub," Djohar memberi alasan. Menurut Djohar, PSSI tidak mengurusi masalah gaji. Alasannya, urusan liga berada di bawah kewenangan PT LPIS. Saat ditanya apakah PSSI berencana akan memanggil Persijap terkait rencana pindah ke LSI, Djohar menjawab diplomatis.
"Semua, kan, sudah tahu porsi masing-masing. Seharusnya sadar dan tidak membuat keputusan macam-macam. Jika ada masalah utang, mohon diselesaikan, tapi jangan salah mengambil langkah," kata Djohar.
CEO PT Liga Prima Indonesia Sportindo, Widjajanto, belum mau memberikan keterangan terkait rencana hengkang Persijap ke LSI. Widja, sapaan Widjajanto, hanya sekali membalas pesan singkat saat ingin dikonfirmasi.
"Saya baru di Jakarta dan langsung rapat dengan klien," kata Widja, dalam pesan singkatnya. Namun setelah itu, beberapa kali percobaan telepon dan pesan singkat belum dibalas.
ARIE FIRDAUS