TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) berencana memanggil Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo dalam rapat Senin pekan depan. Anggota Komisi dari Partai Demokrat, Didi Irawadi Syamsuddin, mengatakan dewan perlu mendengar penjelasan dari kapolri terkait kasus teror yang terjadi belakangan ini.
"Kami akan tanya semua. Mulai dari kasus Sampang, teror Solo, hingga kasus simulator SIM," kata Didi di Warung Daun, Cikini, Jakarta pada Sabtu 1 September 2012.
Selain memanggil Kapolri, dewan juga berencana memanggil Komisi Nasional Hak Azasi Manusia. Didi juga berharap Badan Intelijen Nasional (BIN) bisa hadir dalam rapat tersebut. "Senin nanti akan kami bicarakan semua," katanya.
Dalam beberapa hari terakhir Indonesia dikejutkan dengan rentetan teror penembakan polisi di Solo. Dalam dua hari, dua polisi mati ditembak pelaku teror. Juru bicara Markas Besar Kepolisian RI, Inspektur Jendral Anang Iskandar, mengatakan pelaku terkait dengan jaringan lama teroris Filipina.
Pada Kamis malam, Brigadir Kepala Dwi Data Subekti tewas ditembak orang tak dikenal. Ia tewas dengan empat luka tembak di dada. Penembakan tersebut terjadi di Pos Polisi Singosaren, Solo, Jawa Tengah, sekitar pukul 21.00 malam.
Baca Juga:
Keesokan harinya seorang anggota Datasemen Khusus 88 tewas imbas baku tembak antara polisi dengan pelaku terduga teroris. Anang menjelaskan pengejaran malam Jumat ada kaitannya dengan penembakan Dwi Data.
Selain itu, sebelum teror di Solo, terjadi juga kasus pembakaran rumah dan pembunuhan di Sampang, Madura. Peristiwa tersebut terjadi 26 Agustus lalu. Kelompok muslim Syiah di Karang Gayam diserbu, akibatnya satu orang tewas dan empat kritis. Polisi menjelaskan penyerangan tersebut sudah terencana sebelumnya.
ANANDA BADUDU
Berita lain:
Kapolri: Teroris Solo Kelompok Baru
Mabes Polri Benarkan Satu Anggota Densus Tewas
Kapolri Sudah Melihat Jenazah Anggota Densus
Kapolri Gelar Rapat di Surakarta
Satu Anggota Densus Dikabarkan Tewas di Solo
Kronologi Penyergapan Solo Versi Saksi