TEMPO.CO,Sampang - Pemerintah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, melarang para pengungsi Syiah keluar dari tempat pengungsian mereka di Gelanggang Olahraga Sampang. Para pengungsi kerap mencuri-curi kesempatan untuk pulang ke rumahnya di Dusun Nangkernang, Karang Gayam, Omben, Sampang.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Sampang, Rudy Setiadi, mengatakan larangan ini diberlakukan agar tempat pengungsian tidak seperti tempat kos atau hanya tempat makan. "Pengungsi yang ingin pulang harus izin ke polisi. Nanti mereka akan dikawal," kata Rudy, Senin, 3 September 2012.
Rudy meminta pengungsi tidak pulang dengan sembunyi-bunyi ke rumahnya baik untuk mengurus ternak ataupun ladang. Rudi mengatakan jika ada yang nekat pulang, kemudian terjadi lagi hal yang tidak diinginkan, pemerintah tidak mau bertanggungjawab.
Selain tidak boleh pulang, jam besuk pengungsi juga dibatasi pemerintah yakni mulai dari pukul 9 malam sampai 6 pagi pengungsi tidak boleh menerima tamu.
Lokasi pengungsian tampak sepi. Para lelaki tidak banyak yang tampak di pengungsian. Umumnya mereka nekat pulang karena mau mengurus orang tuanya yang sudah renta atau memberi makan ternak. "Pada penyerangan pertama Desember lalu memang banyak pengungsi pulang pagi hari, lalu sore balik lagi. Tapi sekarang yang saya tahu tidak ada yang pulang," kata Abdul Wafi, seorang pengungsi.
Sukarelawan Kontras, Juir, mengatakan memang ada beberapa pengungsi yang pulang. Tapi bukan untuk mengurus ternak. "Mereka kami jadikan kurir untuk membantu relawan evakuasi pengungsi yang tersisa," ungkapnya.
MUSTHOFA BISRI