TEMPO.CO , Surabaya:Foto besar di ruang utama kantor Yayasan At-Thatir Surabaya itu cukup menyolok. Syah Iran Ali Khamenei sedang menerima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di ruang kerjanya. Yudhoyono, yang duduk di kursi panjang bersama Presiden Iran Mahmoud Ahmad Dinejad, takzim mendegar paparan Khamenei.
Foto Yudhoyono berdampingan dengan gambar para tokoh syiah, antara lain Ali bin Abi Thalib atau Imam Ali, Ayatollah Khomaeni dan Sayid Hasan Nasrullah. Menempati gedung dua lantai di Jalan Mrutu Kalianyar III No. 11, Wonokusumo, Kecamatan Semampir, At-Thatir adalah kelompok majelis taklim khusus penganut ajaran Syiah.
Abdillah al-Idrus, pengurus senior yayasan menjelaskan, At-Thatir mempunyai akte pendirian pada tahun 2000 walaupun kegiatan mereka sudah ada sejak 1994 meliputi sunatan massal, bakti sosial dan pembagian hewan qurban. Dalam kegiatan itu mereka berhasil menggaet sponsor dari perusahaan besar.
Sebelum mempunyai kantor sendiri di Mrutu Kalianyar, At-Thatir sempat berpindah-pindah sekretariat mulai dari kampung Ampel, Johor Baru hingga Wonokusumo. Mereka berpindah-pindah mengikuti rumah kontrakan ketua yayasan yang juga tokoh Syiah, Ahmad Rusdi.
Menurut Abdillah, setelah mempunyai wadah sendiri, kegiatan komunitas Syiah mulai tertib. Meski tidak sering mengadakan kegiatan, anggota komunitas sering berkumpul di kantor yayasan. "Kami diskusi dan mendengarkan ceramah Ustad Rusdi di tempat ini," ujar Abdillah, Ahad, 2 September 2012.
Jumlah pengikut Syiah di Surabaya yang rutin mengikuti kegiatan majelis taklim, kata Abdillah, tak terlampau besar. Bila berkumpul semua, hitunganya tak sampai melebihi 60 orang. Mereka umumnya datang dari Surabaya dan Sidoarjo.
Pengikut Syiah ini, kata Abdillah, datang dari beragam profesi. Mulai dari guru, pedagang, wiraswasta sampai pengangguran. "Kegiatan mengaji kitab sekarang sudah jarang, yang kami lakukan hanya membaca buku-buku tentang ahlul bait," kata dia.
Meski demikian, ujar dia, komunitas ini mempunyai kegiatan tahunan yang melibatkan massa banyak, yakni peringatan hari Asyura saban Muharam. Biasanya, At-Thatir menyewa gedung Barunawati di Jalan Perak Barat untuk menampung massa. "Kami tidak pernah buat pengumuman, tapi massa yang datang dari berbagai daerah bisa mencapai seribu," kata Abdillah.
Sebagai pengurus kantor, Abdillah dan beberapa orang temannya juga membaur dengan warga. Bila ada warga meninggal ataupun punya hajat, ia dan teman-temannya tak segan datang kendati tidak diminta. "Kalau ada tetangga meninggal, kami membantu proses penguburannya mulai awal hingga selesai," kata Abdillah.
Sebaliknya, kata dia, bila yayasan mempuyai acara tasyakuran, warga sekitar juga turut diundang. Terhadap yang tidak bisa datang, Abdillah mengantarkan berkatnya ke rumah warga tersebut. "Kami juga ikut salat berjamaah di masjid kampung," tuturnya.
KUKUH S WIBOWO
Berita Terkait
EDISI KHUSUS: Syiah Indonesia
Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia
Berapa Populasi Syiah di Indonesia
Hubungan Pemerintah-Penganut Syiah Indonesia Baik
Iran Tak Pernah Bantu Syiah Indonesia
Syiah Berkembang di Indonesia Pascarevolusi Iran
Tabot, Jejak Syiah dalam Tradisi Indonesia
Penyebaran Syiah di Aceh
4 Periode Penyebaran Syiah di Indonesia
Kata Kemendikbud Soal Sekolah Anak Warga Syiah