TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Riset Independen Kata Data meminta Dewan Perwakilan Rakyat memberi lampu hijau kepada pemerintah untuk bisa membeli 7 persen divestasi saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT). Analis Kata Data sekaligus Pendiri Independent Research and Advisory Indonesia (IRAI,) Lin Che Wei, menilai perusahaan itu lebih baik dibeli pemerintah ketimbang konsorsium grup Bakrie dengan pemerintah daerah.
Ia juga memperingatkan 24 persen saham NNT yang sebelumnya dibeli konsorsium itu bisa terancam lepas ke tangan Credit Suisse apabila grup Bakrie benar-benar gagal bayar (default). Risiko grup Bakrie gagal bayar atas utang-utangnya ini salah satunya terpicu dari anjloknya harga batu bara dunia dari US$ 140 per ton tahun lalu menjadi di bawah US$ 90 per ton saat ini.
"Tingginya rasio utang membuat harga saham sejumlah perusahaan grup Bakrie di Bursa Efek Indonesia dan London terus tertekan sejak awal 2011," ujar Che Wei, Kamis, 6 September 2012. Kata Data mencatat harga saham Bumi Resources turun amblas 77 persen, Bakrie and Brothers turun 29 persen, serta Bumi Resources Mineral anjlok 36 persen. Adapun harga saham Bumi Plc di Bursa London merosot 74 persen.
Seperti diketahui, konsorsium grup Bakrie dan pemerintah daerah yakni PT Multi Daerah Bersaing (MDB) kini memegang 24 persen saham NNT. Pembiayaan untuk pembelian saham sepenuhnya dari dana pinjaman Credit Suisse sebesar US$ 360 juta. Hampir seperempat saham NNT tersebut digadaikan ke Credit Suisse sebagai jaminan.
Che Wei menjelaskan, sejak pembelian hingga sekarang, pembelian 24 persen saham NNT belum dirasakan manfaat oleh daerah karena jatah dividen bagi pemerintah daerah digunakan untuk mencicil utang. Berdasarkan pernyataan Presiden Direktur PT NNT, PT MDB meminta seluruh dividen yang dibagikan yakni US$ 187,8 juta langsung ditransfer ke Credit Suisse.
Padahal, jika mengacu pada perjanjian yang dibuat antara anggota konsorsium pada 11 Juli 2009, disebutkan bahwa pihak daerah (DMB) dapat memiliki saham Newmont tanpa harus menanggung utang. Belum lagi fakta adanya pencatatan di laporan keuangan PT Bumi Resources Tbk bahwa ada utang berupa pinjaman dividen ke DMB sebesar US$ 30 juta serta uang muka sebagai dana talangan kepada DMB sebesar US$ 4 juta. "Jadi perlu diklarifikasi lebih jauh kabar yang menyebutkan bahwa pihak daerah telah menerima dana tunai dari grup Bakrie," ucapnya.
MARTHA THERTINA