TEMPO.CO, Jakarta - Satu korban akibat ledakan bom di sebuah rumah di Jalan Nusantara, Kecamatan Beji, Depok, dinyatakan tewas. Tapi hingga berita ini dibuat, kebenaran informasi tersebut belum dapat dikonfirmasi oleh rumah sakit maupun pejabat kepolisian.
Berdasarkan keterangan Inspektur Satu Samiyono, polisi di lokasi ledakan, ada tiga orang terluka. Dua di antaranya cidera ringan sementara satu orang lagi luka berat. Oleh warga, korban luka ringan dibawa ke klinik terdekat, sementara yang luka berat dirujuk ke Rumah Sakit Bakti Yudha.
Sebuah letupan besar menghancurkan rumah di dalam kompleks Yayasan Yatim Piatu Pondok Bidara di Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok, Jawa Barat, sekitar pukul 21.50, Sabtu, 8September 2012. Kepolisian belum dapat memastikan sebab ledakan. “Sebab ledakan belum bisa dipastikan,” kata Inspektur Satu Samiyono yang berada di tempat kejadian perkara.
Letupan yang diduga dari bahan peledak itu menghancurkan atap rumah. Akibatnya, satu orang menderita luka serius, dan dua lagi mengalami luka ringan. “Satu korban terluka sangat parah. Ia dibawa ke Rumah Sakit Bakti Yudha. Dua korban lainnya dibawa ke klinik terdekat,” kata Samiyono. Terlihat puluhan personel Gegana menyisir lokasi ledakan.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, diduga ledakan bersumber dari dalam rumah. Rumah itu terdiri atas tiga kamar yang berderet saling berimpitan. Pantauan Tempo, tembok bagian depan rumah masih utuh. Begitu juga dengan pagar yang membatasi halaman rumah dengan bagian luar. Polisi juga telah mengisolasi lokasi dengan memasang garis polisi.
Ledakan tersebut terjadi di tengah penangkapan terduga teroris di sejumlah daerah. Akhir Agustus lalu, Detasemen Khusus Anti Teror 88 menembak mati dua pelaku teror, Farhan dan Muhsin, yang diduga terlibat dalam penyerangan pos pengamanan polisi di Kota Solo, Jawa Tengah. Dalam aksi penyergapan itu, seorang anggota Densus 88 ikut gugur.
Sehari kemudian, Densus 88 menangkap Bayu Setiawan di rumah mertuanya di Karanganyar, Jawa Tengah. Dalam pengakuannya kepada polisi seperti yang ditayangkan lewat video, Bayu mengaku bahwa komplotan para penembak pos polisi di Solo terdiri atas enam orang. Lima di antaranya alumni Pondok Pesantren Ngruki, kecuali dia.
Saksi mata Herson, 40 tahun, mengatakan, selepas ledakan di Depok, ada satu orang terkapar di bagian teras depan. Herson melihat banyak darah berceceran di sekitar laki-laki berewok itu. Saksi mata lainnya, Riantori Satrio melihat dua lelaki terluka di dalam rumah. Lukanya tak separah orang yang terkapar di teras.
Satrio mengatakan, awalnya tiga korban dibawa ke klinik. Klinik kemudian menyarankan yang terluka parah dirujuk ke rumah sakit. Akhirnya ia pun dibawa ke Rumah Sakit Bakti Yudha. Informasi yang beredar di lapangan menyebutkan lelaku yang dibawa ke Bakti Yudha itu tewas. Belum diketahui identitas laki-laki tersebut.
ILHAM TIRTA | ANANDA BADUDU