TEMPO.CO, Vladivostok - Cina mendesak kepada negara-negara yang tergabung dalam forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) untuk menggenjot pengembangan infrastruktu. Menurut Presiden Cina Hu Jintao, pengembangan infrastruktur itu perlu segera dilakukan untuk mendorong perbaikan ekonomi dunia yang saat ini berjalan lambat.
“Apalagi saat ini dunia juga masih dihinggapi sejumlah ketidakpastian dan sejumlah faktor penghambat perbaikan,” kata Hu Jintao saat berpidato dalam pertemuan APEC di Vladivostok, Rusia, Minggu, 9 September 2012
Seperti diberitakan China Daily, Hu mengatakan, pengembangan fasilitas infrastruktur itu akan mampu menjaga pertumbuhan dan perbaikan ekonomi, khususnya di kawasan Asia Pasifik. Dia mengatakan pengembangan infrastruktur yang memadai akan menjadi fondasi utama dalam usaha pengembangan perekonomian. “Dan negara-negara di kawasan Asia Pasifik harus mempercepat pengembangan itu.”
Menurut Presiden Hu, negara- negara Asia Pasifik harus segera meningkatkan konektivitas dan efisiensi rantai pasokan yang berfungsi untuk menjamin kelancaran infrastruktur. Selain itu, negara-negara di kawasan perlu mereformasi struktur investasi di bidang infrastruktur. “Karena reformasi itu juga untuk membuka peluang kerja sama di bidang infrastruktur,” katanya
Negara-negara Asia Pasifik disebut Hu harus memperkuat kerja sama untuk mendukung konektivitas kawasan. “Di samping itu, negara-negara APEC juga perlu memperkuat aturan dan kerja sama di berbagai tingkatan dalam mendukung konektivitas,” ujarnya.
Presiden Hu yang bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di sela-sela pertemuan tingkat tinggi negara-negara Asia Pasifik itu dilaporkan membicarakan sejumlah kerja sama bilateral dan sejumlah masalah aktual lainnya. Cina mengajukan tiga kerja sama baru kepada Indonesia yang disebut akan membawa keuntungan bagi keduanya.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan, nilai kerja sama antar kedua negara akan semakin meningkat dalam tahun-tahun ke depan. Bahkan SBY yakin nilai perdagangan Indonesia dengan Cina akan mencapai angka US$ 80 miliar. “Kami yakin target itu akan terpenuhi pada tahun 2015.”
Indonesia, kata Yudhoyono, membuka peluang kerja sama lebih luas bagi kedua negara. Presiden membuka kesempatan bagi perusahaan Cina untuk berinvestasi di sektor infrastruktur, manufaktur, energi untuk industri.
Sementara itu, Presiden Hu juga yakin kerja sama antar dua negara ini akan menjadi contoh dalam kerja sama di negara-negara Asia Pasifik. “Kerja sama kedua negara hingga saat ini telah menguntungkan rakyat kedua belah pihak,” kata Hu.
DIMAS SIREGAR