TEMPO.CO, Jakarta-PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk belum juga memperoleh pinjaman perbankan yang bakal digunakan untuk membeli pesawat baru sebesar US$ 200 juta. Padahal seharusnya sebagian pinjaman itu sudah dapat dicairkan pada Agustus lalu.
"Belum kami peroleh, tetapi sebentar lagi akan signing," ujar Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Handrito Hardjono, beberapa waktu lalu.
Ia tidak menyebutkan alasan keterlambatan pinjaman yang seharusnya diperoleh sejak Agustus lalu. Namun, Handrito memastikan setidaknya perusahaan akan memperolehnya dalam waktu dekat.
Pencairan pinjaman akan dilakukan dalam dua tahap. Awalnya tahap pertama dilakukan pada Agustus 2012 senilai US$ 75 juta. Tahap kedua sebesar US$ 125 juta akan dicairkan pada Oktober mendatang.
Baca Juga:
Pinjaman bertenor lima hingga enam tahun itu diperoleh dari sekitar enam bank asing. Adapun pimpinan sindikasinya adalah Citibank. Pinjaman itu nantinya akan digunakan untuk membayar pre delivery payment (PDP) pesawat baru yang bakal didatangkan. Jumlahnya mencapai 10 unit.
Tahun ini, emiten dengan kode efek GIAA ini menargetkan bisa menambah 20 armada baru. Sebanyak 10 armada baru telah dipenuhi di semester I 2012. Jika pengadaan pesawat baru itu terealisasi, maka jumlah armada yang dimiliki GIAA bisa mencapai 105 pesawat.
SUTJI DECILYA