TEMPO.CO, Damaskus - Dua bom meledak secara simultan di kompleks militer Suriah di sebelah utara Kota Aleppo, menewaskan dan melukai sejumlah pasukan Presiden Bashar al-Assad, demikian keterangan warga dan aktivis oposisi kepada media, Ahad, 9 September 2012. Para saksi mata tak menjelaskan jumlah korban tewas maupun cedera.
Warga dan kelompok oposisi di Aleppo mengatakan, target serangan bom adalah barak darurat dan markas polisi militer yang berada di dua distrik di pusat kota.
Kantor berita pemerintah melaporkan, satu ledakan terjadi di dekat rumah sakit dan sekolah di stadion kota menyebabkan 17 orang tewas dan melukai sedikitnya 40 orang. Warga mengatakan, bom tersebut mengenai fasilitas atau rumah-rumah warga yang digunakan markas oleh militer sejak gelombang menentang Assad selama 18 bulan ini.
"Militer mengosongkan rumah warga, sedangkan rumah sakit dimasukkan ke dalam barak," ujar aktivis oposisi Ahmad Saeed.
Seorang perempuan yang tinggal tak jauh dari tempat kejadian perkara menyebutkan, kemungkinan jumlah korban lebih dari 100 orang. "Sejumlah ambulans bolak-balik mengangkut korban luka dan tewas dari tempat kejadian," ujarnya.
Brigade Noble Aleppo, sayap militer Tentara Pembebasan Suriah, dalam sebuah pernyataan menyebutkan bahwa serangan bom ke Stadion Kota menewaskan atau melukai 200 serdadu Suriah. Mereka mengatakan, bom ditanam di dalam gedung bekerja sama dengan seorang simpatisan oposisi.
Sebelumnya, menurut beberapa aktivis, jet tempur Suriah membombardir sebuah distrik warga di sebelah timur Aleppo, menyebabkan warga setempat kekurangan air bersih menyusul ledakan pipa saluran air.
"Serangan udara, Ahad, 9 September 2012, menghancurkan satu kompleks perumahan di Hananu, salah satu distrik di timur Aleppo yang dikuasai oposisi," kata sejumlah aktivis kepada kantor berita Reuters melalui telepon. Jumlah korban, jelas aktivis, sedikitnya lima orang, termasuk seorang perempuan. Seluruh korban tewas dan luka-luka tertimbun puing bangunan.
Media pemerintah Suriah mengatakan, empat orang tewas dalam sebuah serangan kelompok tereoris terhadap sebuah bus di Provinsi homs. Kelompok hak asasi manusia berbasis di Inggris, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), mengatakan bus tersebut dinaiki sejumlah warga sipil dan militer. Assad yang keluarganya berkuasa selama 42 tahun, berkali-kali mengatakan, "Ini hasil karya teroris Islam" sebuah gerakan demokratis yang tidak populer.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler:
Wapres Irak Dijatuhi Hukuman Mati
Logam Seukuran Pintu Pesawat Jatuh di Washington
Siswa Miskin Cina Bawa Kursi dan Meja ke Sekolah
Korsel Lepaskan Balon Raksasa Anti-Pyongyang
India-Pakistan Akhiri Pembatasan Visa
Taliban Ancam Bunuh Pangeran Harry