TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Indonesia dan Timor Leste menyepakati mekanisme pengembangan ekonomi regional yang lebih terintegrasi atau Regional Integrated Economic Approach. "Terutama untuk masyarakat di perbatasan NTT dan Timor Leste supaya lebih kohesif dan menyeluruh konektivitas ekonominya," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, usai keterangan pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Timor Leste Jose Luis Guterres, di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Selasa, 11 September 2012.
Konektivitas ekonomi yang lebih terintegrasi nantinya akan berbentuk hubungan trilateral antara Indonesia-Australia dan Timor Leste. "Sewaktu Presiden Yudhoyono ke Darwin beberapa waktu lalu juga sudah disampaikan keinginan agar hubungan ekonomi terintegrasi ini menyangkut Indonesia Timur dan teritori utara Australia," kata dia.
Berdasar data perdagangan, Indonesia lebih banyak mengekspor daripada mengimpor ke Timor Leste. Nilai ekspor Indonesia pada tahun 2011 mencapai US$ 221,5 juta atau meningkat dari tahun sebelumnya sejumlah US$ 175,9 juta.
Adapun impor hanya senilai US$ 1,4 juta untuk tahun lalu dan sejumlah US$ 600 ribu dibanding tahun sebelumnya. "Lima tahun terakhir (2007-2011), volume perdagangan kita naik pesat, sekitar 109 persen," kata Marty.
Komoditas utama ekspor dari Indonesia adalah kendaraan bermotor, produk, tembakau, minyak sawit, semen, alat rumah tangga, barang elektronik dan barang pangan. Sedang untuk impor, komoditas utamanya adalah kopi, bijih besi (iron ore steel), kayu, dan livestock berupa lembu serta kerbau.
Kedua menteri luar negeri ini tidak membahas maraknya penyelundupan bahan bakar minyak di sekitar perbatasan kedua negara. Penyelundupan ini marak usai penetapan aturan baru tentang pembatasan BBM bersubsidi di Indonesia.
"Tidak secara khusus dibahas tentang aturan jual-beli BBM ini, tetapi salah satu yang dibahas tadi adalah pasar tradisional yang ada di sekitar perbatasan Indonesia-Timor Leste, untuk menciptakan infrastruktur agar masyarakat di perbatasan bisa tetap berinteraksi ekonomi seperti sebelumnya," kata dia.
Sebelumnya, pada Ahad 2 September 2012, dilaporkan sebanyak 750 liter bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang akan diselundupkan ke Timor Leste melalui jalan tikus di Wini, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, berhasil digagalkan aparat TNI.
ARYANI KRISTANTI