TEMPO.CO, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatat pendapatan usaha US$ 1,7 miliar untuk periode Januari-Juli 2012. "Dengan laba usaha US$ 40,8 juta," kata Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar dalam pemaparan kinerja maskapai tersebut di Hotel Borobudur, Selasa, 11 September 2012.
Perusahaan juga meraih laba periode berjalan senilai US$ 30,7 juta. Angka ini melonjak 187,4 persen bila dibandingkan laba usaha pada periode serupa tahun lalu yang mencapai US$ 1,9 juta.
Emirsyah mengungkapkan, pendapatan usaha Garuda Indonesia meningkat 13,7 persen dari periode yang sama tahun lalu. Pada 2011, pendapatan perusahaan yang mengangkut lebih dari sepuluh juta penumpang ini tercatat US$ 1,49 miliar. Jumlah penumpang yang terangkut itu naik 16 persen dibanding tahun lalu.
Garuda Indonesia juga menyatakan adanya peningkatan kapasitas produksi atau availability seat kilometer (ASK) sebesar 13,9 persen, dari 15,6 miliar menjadi 17,78 miliar. "Yield penumpang juga naik 4,1 persen menjadi USC 9,4 (9,4 sen Amerika), dibanding tahun lalu yang USC 9,03," kata Emirsyah.
Sedangkan dari sisi frekuensi penerbangan, Garuda mencatat pertumbuhan 12,2 persen, menjadi 73.469 penerbangan dari 65.486 penerbangan di periode Januari-Juli tahun lalu. Tingkat keterisian penumpang atau load factor naik menjadi 75,76 persen.
Sedangkan utilisasi pesawat naik dari 10 jam 33 menit menjadi 10 jam 41 menit. "Tingkat ketepatan waktunya atau on time performance (OTP) tercatat 84,8 persen," ujar Emirsyah.
MARIA YUNIAR