TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengaku bahwa hasil survei daya saing oleh World Economic Forum (WEF) membuat pemerintah sadar banyak hal yang harus dikerjakan untuk memperbaiki daya saing Indonesia.
"Kita sadar bahwa masih banyak hal yang perlu dikerjakan seperti pemberantasan korupsi, pelayanan publik yang buruk, serta masalah infrastruktur," ujar Hatta usai rapat koordinasi percepatan pembangunan wilayah Madura, Kamis, 13 September 2012.
Hatta menegaskan, pemerintah berjanji akan memperbaiki segala kekurangan yang telah dijabarkan oleh WEF. Meskipun begitu, ia mengingatkan agar survei WEF tidak dijadikan satu satunya acuan untuk penilaian kualitas Indonesia.
Hatta mengatakan, selain WEF, ada banyak survei ekonomi lain. Beberapa survei tersebut, kata Hatta, memberikan penilaian yang bagus terhadap kondisi perekonomian dan daya saing Indonesia.
"Jadi jangan dari WEF saja. Kita juga dapat peringkat investment grade yang membuktikan bahwa Indonesia cocok untuk investasi," ujar Hatta mengakhiri.
Sekadar informasi, WEF mencatat posisi daya saing ekonomi Indonesia turun empat peringkat, dari posisi 46 di tahun lalu menjadi di posisi 50 di tahun ini. Posisi tersebut menyebabkan Indonesia berada di peringkat bawah di antara negara-negara se-kawasan.
Meskipun begitu, WEF menilai kondisi infrastruktur Indonesia terus membaik. Demikian juga dengan kestabilan makroekonomi yang terus terjadi. Namun, fasilitas kesehatan umum menjadi perhatian WEF terkait daya saing tersebut.
Hasil survei WEF menyatakan negara dengan peringkat daya saing nomor satu di dunia adalah Swiss. Sedangkan peringkat AS terus turun dari peringkat lima ke peringkat tujuh tahun ini. Posisi nomor dua diduduki oleh Singapura, diikuti Finlandia dan Swedia.
ISTMAN MP