TEMPO.CO, Jakarta: Tim Sat I Gegana Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia membawa satu buah tas yang berisi barang bukti hasil penggeledahan di rumah terduga teroris Muhammad Thorik. Penggeledahan di mulai sekitar jam 17.30 dan berakhir pada 18.30. Penggledahan disaksikan ketua RT setempat.
Tidak ada keterangan apa pun yang disampaikan ketua RT maupun tim Gegana seusai penggledahan. Delapan anggota tim Gegana langsung meninggalkan rumah Thorik. Sedangakan beberapa polisi kembali memaku papan dan memasang garis polisi di depan pintu rumah tersebut.
Muhammad Thorik diduga sebagai salah seorang teroris setelah warga menemukan bahan peledak di rumahnya yang dihuni bersama orang tuanya pada Rabu, 5 September lalu. Thorik sempat kabur setelah penemuan bahan-bahan berbahaya tersebut. Sedangkan ibunya, Iyot; dan istrinya, Sri Haryanti; dan anaknya Gabril dibawa oleh polisi. Namun Ahad 9 September kemarin, Thorik menyerahkan diri ke Pos Pol Jembatan Besi, Tambora. Dia saat ini ditahan di Mako Brimob.
Thorik diduga terlibat dalam jaringan teroris yang beranggotakan sembilan orang. Mereka adalah Thorik, Anwar alias Wahyu Ristanto, Yusuf Rizaldi, Anton, tJodi, Sofyan, Bram, Arif alias Syarif, dan Wan. Anwar meninggal pada Rabu 12 September kemarin akibat luka bakar yang dideritanya. Dia terkena ledakan yang terjadi di sebuah rumah, di Jalan Nusantara, Beji, Depok, Jawa Barat, Sabtu pekan lalu.
NUR ALFIYAH
Berita Terpopuler:
Aktris Film Anti-Islam Innocence of Muslims Trauma
Pidatonya Disorakin, Ahok Cuek
Motif di Balik Film Anti-Islam Innocence of Muslim
Ratna Listy: Suami Selingkuh? Silahkan
Innocence of Muslims Didanai 100 Donatur Yahudi?