TEMPO.CO, Kuala Lumpur -Kasus ditembaknya beberapa warga negara Indonesia (WNI) di Malaysia bertambah terang.
"Setelah kami mengirimkan foto korban kepada keluarga di tanah air, mereka berhasil mengidentifikasi sebagai Mohamad Yasin alias Joni asal Bengkalis dan Fandi Ahmad alias Osnan asal Sumenep," Kata Minister Konsuler Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Kuala Lumpur Suryana Sastradiredja yang ditemui di ruang kerjanya, Jum'at 14 September 2012.
Dengan teridentifikasinya dua jenazah tersebut, maka tinggal satu lagi korban penembakan yang belum dikenal dan saat ini masih di semayamkan di rumah sakit Batu Gajah, Negara bagian Perak, Malaysia.
"Info yang kami dapat, yang bersangkutan berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Barat. Karenanya, kami berusaha mendapatkan identifikasi dengan mengirimkan foto yang bersangkutan ke kantor polisi di Sumba," terang Suryana.
Sembari menampik anggapan bahwa KBRI lamban menindaklanjuti kasus penembakan WNI oleh polisi Malaysia tersebut, Suryana menjelaskan bahwa pihaknya telah berusaha melakukan klarifikasi segera setelah mendapatkan informasi dari pihak berwenang Malaysia.
"Susahnya karena keempat orang tersebut sama sekali tidak memiliki kartu identitas, jadi kami harus mencari satu persatu dan mengklarifikasi kepada pihak keluarga," Suryana menyebutkan.
Lebih lanjut, dia enggan mengomentari isu penjualan organ tubuh para korban oleh pihak Malaysia. "Saya tidak dalam kapasitas menjelaskan penjualan organ. Lebih baik cek langsung saja kepada pihak yang berwenang."
Kamis 13 September lalu, Suryana menjelaskan keterangan dari laporan pihak berwenang Malyasia bahwa pada tanggal 6 September terjadi aksi kejahatan di rumah warga Negara Jepang di daerah Taman Meru, Jelapang, Negara bagian Perak, dengan kerugian sekitar 600 juta.
"Sehari setelah itu, polisi berpapasan dengan mobil yang digunakan untuk melakukan aksi kejahatan di rumah warga Negara Jepang tersebut. Setelah terjadi aksi kejar-kejaran, polisi melumpuhkan empat orang pengendara mobil tersebut dengan tembakan. Dengan alasan keempatnya sempat melawan juga dengan senjata api," tutur Suryana.
MASRUR (Kuala Lumpur)