TEMPO.CO, Jakarta - Rencana investasi yang dilakukan oleh Honam Petrochemical Corporation di Indonesia masih terganjal permasalahan lahan. Menurut Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Panggah Susanto, permasalahan lahan tersebut muncul karena lahan yang ingin dimiliki oleh perusahaan raksasa asal Korea Selatan itu merupakan lahan milik Krakatau Steel.
“Mereka ingin lahan di dekat Titan (Titan Kimia, anak perusahaan Honam) dan itu milik KS,” ujar Panggah, Senin, 17 September 2012.
Honam Petrochemical Coorporation berencana untuk melakukan ekspansi usaha di Indonesia pada 2013 mendatang. Perusahaan akan membangun pabrik petrokimia dengan nilai investasi sebesar US$ 5 miliar. Investasi itu diharapkan akan mampu menekan impor tahunan Indonesia di sektor petrokimia.
Menurut Panggah, Honam berencana untuk membeli 45 hektare lahan milik Krakatau Steel. Lahan itu sendiri merupakan lahan produksi yang juga diperlukan oleh Krakatau Steel untuk kepentingan produksinya. “KS sendiri sebenarnya sudah tidak keberatan melepas lahannya karena demi kepentingan nasional,” ujarnya.
Karena itu, Panggah menyatakan saat ini yang diperlukan untuk menyelesaikan persoalan lahan itu adalah mencari dasar hukum penjualan lahan tersebut. Pihak Kementerian BUMN sudah setuju untuk melepas lahan milik KS tersebut. “Jadi sekarang tinggal dicarikan cara penjualan tanah yang dibenarkan secara hukum,” katanya.
Investasi Honam di Indonesia sangat vital bagi pertumbuhan industri di Indonesia, khusus di sektor petrokimia. Indonesia sendiri saat ini tercatat masih impor di sektor petrokimia dengan nilai US$ 8 miliar per tahunnya. “Petrokimia cukup prioritas karena importasinya ketiga terbesar setelah logam dasar dan komponen serta elektronik,” ujarnya.
Honam nantinya diproyeksikan untuk menjadi salah satu produsen di sektor petrokimia di Indonesia. “Karena itu, Honam menjadi prioritas supaya investasi petrokimia ini bisa terwujud,” katanya.
Pemerintah juga berupaya untuk sesegera mungkin menyelesaikan persoalan lahan tersebut. Soalnya, sejumlah negara di ASEAN seperti Singapura dan Malaysia sudah mencoba mengajak Honam untuk memindahkan investasinya ke negara mereka. “Mereka juga pasti punya kepentingan. Dan bagi KS cara itu bisa dilakukan jika sudah ada keputusan dari pemerintah, dalam hal ini Menteri BUMN,” ujarnya.
Adapun Menteri Perindustrian, Mohamad Suleman Hidayat, sebelumnya menyatakan Honam Petrohemical Coorporation merupakan salah satu harapan investasi pemerintah di tahun 2013. Soalnya, pemerintah sendiri pada tahun depan membutuhkan investasi sebesar US$ 18,5 miliar untuk menyeimbangkan neraca perdagangan yang mengalami tren negatif. Ia yakin investasi di Indonesia tahun depan bisa menembus angka US$ 30 miliar jika investasi Honam sebesar US$ 5 miliar jadi masuk.
DIMAS SIREGAR