TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo beranggapan bahwa prediksi Mckinsey Global Institute (MGI) Indonesia soal Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar ketujuh di dunia pada tahun 2030 bisa saja terealisir. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi untuk mencapai titik tersebut.
"Saya belum baca detail rilis dari McKinsey itu ya, tapi saya sependapat. Selama Indonesia bisa mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan pembangunannya, kita bisa masuk tujuh atau bahkan enam besar negara dengan ekonomi terbesar," ujar Agus saat ditemui d Kementerian Keuangan, Selasa, 18 September 2012.
Meski mengatakan Indonesia mampu meraih predikat negara dengan ekonomi terbesar, Agus mengatakan bahwa masih ada tantangan yang perlu dihadapi. Di antaranya, pengelolaan energi, pengelolaan sumber daya manusia, dan peningkatan produktivitas di sektor pertanian.
"Pengelolaan energinya harus baik, pengelolaan sumber dayanya harus bagus alias dapat SDM dengan keahlian yang seimbang. Ketiga, produktivitas di sektor pertanian ditingkatkan dan diperbaiki," ujar Agus mengakhiri.
Sebelumnya, Direktur MGI Richard Dobbs menjelaskan bahwa Indonesia bisa menjadi negara terbesar ketujuh besar dalam skala ekonomi di tahun 2030, menyalip Jerman dan Inggris. Ia memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2030 akan ditopang oleh empat sektor utama yaitu bidang jasa, pertanian dan perikanan, serta sumber daya alam.
Ia memperkirakan, pada 2030, utang pemerintah Indonesia turun 70 persen dan lebih rendah dibandingkan utang-utang negara-negara OECD dan BRIC. Ekonomi Indonesia juga dikatakannya akan terus tumbuh dengan didorong kekuatan regional. Dalam 15 tahun ke depan, 1,8 miliar orang kelas konsumsi di dunia sebagian besar akan berada di Asia.
"Indonesia akan memenuhi permintaan kelas konsumsi ASEAN dari sumber daya dan komoditas Indonesia," ujar Richard.
Indonesia sendiri diprediksi akan memiliki 90 juta orang yang masuk dalam kelas konsumen baru. Dampaknya, pertumbuhan kelas konsumsi di Indonesia akan jauh melebihi China serta India dan menjadi sinyal bagi investor asing untuk menanamkan investasi di Indonesia.
ISTMAN MP