TEMPO.CO, Sampang - Keluarga besar pemimpin Syiah Kabupaten Sampang, Tajul Muluk, di pengungsian belum tahu kalau hukuman Tajul dinaikkan dari dua tahun menjadi empat tahun penjara oleh Pengadilan Tinggi Jawa Timur.
"Saya justru tahu dari Anda," kata kakak Tajul Muluk, Iklil Almilal, kepada Tempo, Jumat, 21 September 2012. Ia lantas mencoba menghubungi pengacara Tajul, tapi tidak mendapatkan respons.
Iklil mengatakan keputusan Pengadilan Tinggi Jawa Timur tersebut dipaksakan dan bias kepentingan. Ia juga menilai vonis dua tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Sampang pada Juli lalu tidak kuat dasar hukumnya. Dari sekian banyak dakwaan yang didakwakan ke Tajul, hakim dalam amar putusannya menyatakan hanya ada dakwaan yang terbukti, yaitu pernyataan Tajul yang mengatakan Al-Quran yang beredar saat ini tidak original. "Putusan ini pun kami nilai dipaksakan," ujarnya.
Dakwaan lain, seperti salat hanya tiga waktu dan Tajul membolehkan jemaahnya bertukar istri, tidak terbukti. "Saya yakin Tajul akan terus melawan sampai kasasi. Tajul harus bebas karena memang tidak bersalah," kata Iklil.
Salah seorang warga Syiah, Marnoto, berharap Tajul Muluk dibebaskan. Menurut dia, selama lima tahun menganut Syiah, dirinya tidak pernah mendengar Tajul mengatakan Al-Quran tidak original atau tidak asli. "Lihat ini, Al-Quran kami sama dengan Al-Quran-nya Sunni," katanya.
Soal salat hanya tiga waktu, Marnoto mengatakan jemaah Syiah memang sering menjamak salat. Jamak itulah yang disesatkan dengan disebut salat hanya tiga waktu. "Kalau kami ke ladang, kami jamak salat karena takut melalaikan salat. Apa itu salah," ujarnya.
Sebelumnya, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Timur “memperbaiki” vonis pengadilan tingkat pertama. Ajaran Syiah yang disebarkan Tajul dinilai menyimpang dari ajaran Islam dan terbukti menimbulkan keresahan masyarakat dan konflik hingga menyebabkan jatuh korban. Hukuman empat tahun ini sesuai dengan tuntutan jaksa penuntut umum.
MUSTHOFA BISRI
Berita Terkait:
Bagaimana Kronologi Syiah Masuk Sampang?
Kang Jalal: Konflik Sampang Bukan Soal Keluarga
Bandung, Kantong Syiah Terbesar di Indonesia
Berapa Populasi Syiah di Indonesia
Hubungan Pemerintah-Penganut Syiah Indonesia Baik