TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Utara, Hoyke Makarawung, mengatakan letusan Gunung Lokon di Kota Tomohon yang kembali terjadi pada pukul 10.18 WITA, Jumat, 21 September 2012 mengakibatkan hujan abu turun di kawasan Desa Tinoor, Tomohon.
"Hal itu membahayarkan pengguna jalan di kawasan Tinoor. Jalur itu sangat padat kendaraan karena merupakan kawasan yang dilintasi jalan penghubung antara Kota Manado menuju ke Kota Tomohon dan Kabupaten Minahasa," katanya.
Menurut Hoyke, pihaknya telah menurunkan Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD di sejumlah ruas di jalan Tinoor dan di Kota Tomohon untuk memantau dan melakukan monitor (pengawasan). Letusan itu mengeluarkan debu vulkanik setinggi 2,5 kilometer ke arah utara.
Pihaknya, kata Hoyke, telah berkoordinas dengan Pemkot Tomohon dan Polres Tomohon untuk mengamankan agar pada lokasi kaki Gunung Lokon agar tidak ada lagi masyarakat yang beraktivitas di kawasan tersebut. "Jarak amannya masih 2,5 kilometer dari kawah. Statusnya juga masih siaga level 3," ujarnya.
Sebelumnya, Gunung Lokon meletus dahsyat pada Sabtu, 15 September akhir pekan kemarin. Letusan ini mengeluarkan lava pijar serta gemuruh yang sangat kuat. Bahkan, gemuruh keras dari bunyi letusan Gunung Lokon membuat kaca rumah di Kota Tomohon bergetar. Suara letusan bahkan terdengar hingga ke Kota Manado.
ISA ANSHAR JUSUF