TEMPO.CO, Jakarta - Badai tampaknya belum usai untuk emiten Bakrie Group. Apabila sebelumnya saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang mengalami tekanan hingga menyentuh level terendahnya pada tahun ini, yakni Rp 630 per saham (30 Agustus 2012), kali ini giliran saham BUMI Plc yang anjlok di London Stock Exchange.
Berdasarkan keterangan pers dari MNC Securities, pada Jumat lalu saham BUMI Plc turun tajam sebesar -21,7 persen. Sedangkan pada penutupan perdagangan, saham BUMI Plc tercatat bernilai 195 pence.
Jatuhnya nilai saham itu menunjukkan bahwa saham BUMI Plc sudah turun -79,28 persen dari level tertinggi mereka selama 52 minggu terakhir. Tercatat, nilai tertinggi saham BUMI Plc ada pada 19 Desember 2011, 941 pence.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Bumi Resources Dileep Srivastava mengaku enggan berkomentar banyak terhadap kabar kejatuhan saham BUMI Plc ini. Lewat pesan pendek, ia mengaku tidak punya pemikiran apapun terkait saham ini.
"Saya tidak mau banyak berkomentar soal BUMI Plc. Tapi, di BUMI, kami terus mengupayakan monetisasi aset dan meningkatkan kapasitas produksi batubara menjadi 100 juta ton di tahun 2014. Soal monetisasi aset, akan kami kabarkan ketika usai," ujar Dileep via pesan pendek.
Sebagai tambahan, hingga saat ini belum ada keterangan baru terkait penjualan PT Fajar Bumi Sakti yang diharapkan dapat meraup US$ 200 juta untuk membayar sebagian kecil utang BUMI yang jatuh tempo.
ISTMAN MP
Berita Terpopuler:
Jokowi Janji Bangun Stadion untuk Persija
FPI Segel Seven Eleven Pejaten
Jokowi Diberi Kado Sepeda Kuno
Usai Segel Seven Eleven,FPI Datangi Tempat Hiburan
FPI Pusat Klaim Tak Tahu Penyegelan Seven Eleven