TEMPO.CO, Jakarta -- PT Pertamina (Persero) berencana menaikkan harga LPG 12 kilogram. Kenaikan harga ini dilakukan untuk menekan kerugian perseroan dari bisnis LPG yang diperkirakan mencapai Rp 5 triliun pada 2012.
"Harga keekonomian LPG Rp 8.500 sampai Rp 9.000 per kilogram. Sementara harga jual dari Pertamina Rp 5.850 per kilogram. Selisihnya tidak ditanggung pemerintah karena ini bukan barang subsidi," kata VP Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir ketika ditemui dalam pembukaan Olimpiade Sains Nasional Pertamina di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa, 25 September 2012.
Pertamina, menurut Ali, masih menghitung besaran kenaikan harga. Meski dinaikkan, ia mengklaim harga LPG tak akan mencapai harga keekonomian. "Kami belum ada angka pasti. Kami akan coba mengurangi biaya transpor dari pengisian ke konsumen karena itu ditanggung Pertamina," katanya.
Ali menyatakan, sebagai barang nonsubsidi, penetapan harga LPG 12 kilogram tak harus lewat persetujuan pemerintah. Namun Pertamina akan tetap mengkomunikasikan rencana ini dengan pemerintah. "Sebagai perusahaan negara, Pertamina mempertimbangkan dampak-dampak yang muncul dengan adanya kenaikan LPG ini."
Pada 2012, konsumsi LPG dalam negeri diperkirakan mencapai sekitar 4,7 juta metrik ton. Jumlah ini terdiri dari 3,6 juta ton LPG bersubsidi ukuran 3 kilogram dan sisanya merupakan gas nonsubsidi. Harga LPG dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak internasional.
BERNADETTE CHRISTINA