TEMPO.CO, Lumajang - Peringatan 1000 hari wafatnya Gus Dur digelar oleh puluhan mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Syarifuddin (STAIS) Wonorejo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis, 27 September 2012. Para mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) itu melantunkan tahlil dan doa bersama di depan kantor Bupati Lumajang.
Peringatan 1000 hari wafatnya Gus Dur dilakukan di sela aksi demonstrasi menentang film anti-Islam, Innocence of Muslim. Wakil Bupati Lumajang, As'at Malik, tampak hadir dalam acara tahlilan tersebut.
Pembacan tahlil dan doa dilakukan setelah As'at Malik membacakan pernyataan sikap yang intinya mengutuk film tersebut. “Mari kita bersama-sama berdoa untuk almarhum Kiai Haji Abdurrahman Wahid (Gus Dur),” kata juru bicara mahasiswa, Salman Al Farizi.
Lantunan suara tahlil dan doa mengema dari perangkat sound system yang ditempatkan di atas sebuah mobil pick-up yang diparkir di Alun-alun Kota Lumajang. Sejumlah aparat Kepolisian Resor Lumajang ikut dikerahkan untuk mengamankan demonstrasi penolakan film Innocence of Muslim ikut serta melafalkan tahlil dan doa.
Jalur lalu lintas di sekitar Alun-alun dan kantor Bupati Lumajang yang diblokir sejak dimulai aksi demonstrasi terus ditutup agar kendaraan tidak melewatinya. Acara pembacaan tahlil dan doa bagi almarhum Gus Dur pun berlangsung khidmat.
Terhadap film Innocence of Muslim, mahasiswa dengan tegas menolak karena melecehkan Nabi Muhammad. Puluhan spanduk yang dibawa mahasiwa berisi kutukan terhadap pembuatan flim tersebut, termasuk tuntutan agar pembuat film dijatuhi hukuman mati. "Film itu telah menyakiti umat Islam di seluruh dunia dan bisa memecah belah kerukunan umat beragama," ujar salah seorang mahasiswa dalam orasinya.
DAVID PRIYASIDHARTA
Berita Terpopuler:
DPR Terbelah Jika Kapolri Dipanggil KPK
Ini yang Akan Terjadi Jika Jendela Pesawat Dibuka
PDIP Tak Setuju Protokol Antipenistaan Agama SBY
Bulan Madu PDIP dan Prabowo di Ujung Tanduk
DPR Pertanyakan Konflik Menhan dan Jakarta Post