TEMPO.CO, Bandung - Pesawat peserta Bandung Airshow, jenis AS 202 Bravo, jatuh menimpa sebuah bangunan Dinas Pendidikan dan Pengembangan Angkatan Udara di kawasan PT Dirgantara Indonesia, Jalan Pajajaran, Bandung, Sabtu, 29 September 2012, pukul 11.42.
Dua orang pilot dan kopilot tewas seketika. Mereka adalah Marseka Pertama Purnawirawan dr Norman Lubis dan Letnal Kolonel Tony Hartono. Saat ini, kedua jasad korban masih disemayamkan di RS Hasan Sadikin, Bandung.
Keduanya aktif di FASI Jawa Barat. Adapun Norman Lubis adalah pembina FASI Jawa Barat yang juga pemilik klinik Bandung Eye Center.
Saksi mata, petugas pengamanan PT Dirgantara Indonesia, Erik Kartika, mengatakan sebelum jatuh pesawat warna merah dan putih itu sempat oleng. Saksi petugas PT Dirgantara lainnya, Syarifudin, mengatakan pesawat saat terbang seperti menghindari menara gedung PT Dirgantara.
"Oleng ke kanan tapi tapi terus nyungsep ke balik gedung litbang," kata Syarifudin, 29 tahun. "Saya enggak sempet mendengar ledakan, tapi dari lokasi jatuh pesawat langsung kelihatan asap membumbung."
Syarifudin pun mengaku sempat membantu evakuasi ke lokasi. Pesawat jatuh menimpa bangunan kecil di balik bangunan utama gedung litbang. "Bagian depan pesawatnya hancur terbakar. Dua penumpangnya laki-laki, wajahnya enggak kelihatan tadi, kayak hangus terbakar," ujarnya.
Pantauan di area lokasi pesawat lepas tengah hari, sedikitnya 8 mobil pemadam kebakaran dan tentara tampak di depan gedung litbang untuk melakukan pemadaman. Area kejadian dipenuhi warga yang ingin menonton pesawat jatuh.
Sekitar pukul 13.00, bangkai pesawat yang belum dipastikan jenisnya ini tampak dievakuasi dari gedung litbang ke kompleks perkantoran PT Dirgantara di seberangnya. Pesawat ini diangkut truk tentara dan dibalut terpal hijau tertutup dengan kawalan ketat tentara. Namun masih kelihatan bagian badan belakang pesawat berwarna merah.
ERICK P. HARDI | ENI S.