TEMPO.CO, Jakarta-Komunitas pencinta Kereta Rel Listrik, KRLmania, berjanji akan protes lebih keras bila PT Kereta Commuter Jabodetabek tetap menaikan harga commuter line pada Oktober mendatang. "Jelas kami akan lebih keras usaha untuk menentangnya dibanding sekarang," ujar Nurcahyo, moderator milis KRLmania saat dihubungi, Jumat, 28 September 2012.
Ia mengatakan, hingga saat ini, KRLmania terus menggiatkan penentangan terhadap kenaikan tarif tersebut. Caranya, mereka telah mengeluarkan petisi online yang ditandatangani oleh 2500 warga di dunia maya. "Selain itu juga kami telah sampaikan surat protes ke Menteri Perhubungan," ujarnya.
Namun ia mengaku pihaknya tak buru-buru untuk menggelar unjuk rasa bila tarif jadi naik. "Kami lihat situasinya dulu," ujarnya. Yang jelas, ia berjanji akan lebih galak apalagi jika ternyata fasilitas yang disediakan PT KCJ tetap tak berubah dibanding sebelum naik tarif.
"Seharusnya mereka perbaiki layanan dulu, baru naikkan tarif," ujarnya. Menurutnya, belum ada usaha nyata yang dilakukan pihak PT KCJ untuk memuaskan pengguna KRL. "Dalam petisi itu kami juga minta, agar mereka perbaiki layanan dan beri jaminan (keselamatan) yang jelas bagi para pengguna," ujarnya.
Petisi itu digulirkan awal pekan lalu. Karena hanya ditandatangani 2.500 orang, pihak perusahaan kereta api menyebutnya sebagai suara minor. Nur menegaskan PT KCJ tak bisa menilai protes itu hanya dari petisi online. "Kalau kami minta secara langsung pada pengguna, jumlahnya pasti ratusan ribu. Hampir semua menolak kenaikan," ujarnya.
Asumsi ini dilandasi oleh banyaknya aduan yang diterima pihaknya saat mendirikan posko di Stasiun Sudirman pada Rabu lalu. "Hampir semua tak setuju," ujarnya.
Hasil pengaduan ini berkebalikan dengan penelitian PT KCJ bersama Lembaga Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Menurut mereka, meski tarif naik seragam Rp 2.000, masyarakat masih rela membayar karena menganggap layanan commuter line sudah lebih baik.
"Saya bukan meragukan penelitiannya, tapi mereka harus transparan metodenya," ujarnya. Menurut pantauannya, survei tersebut dilakukan pada Agustus lalu. Sedangkan rencana kenaikan sudah diumbar dua bulan sebelumnya. "Kami kaget kok pas hasil penelitian keluar, angkanya hampir sama," ujarnya.
Misalnya, warga Bogor disebut dalam penelitian itu rela membayar hingga Rp 8.700. Rencananya, PT KCJ akan mengenakan tarif Rp 9.000 pada Oktober mendatang untuk tujuan Jakarta. Begitu pula warga di Tangerang, Depok, dan Bekasi.
Ketika ditemui di kantornya, pihak LMFE UI tak bisa ditemui. "Tim peneliti sedang di luar kantor," ujar seorang petugas penerima tamu setelah menelepon atasannya. Ia meminta untuk datang Senin mendatang sambil membawa surat pengantar. Ia juga menolak untuk memberi nomor telepon pimpinan lembaga dan nama-nama tim peneliti yang melakukan penelitian untuk PT KCJ.
M. ANDI PERDANA
Terpopuler:
Empat Pelindung FR Terancam Pidana
Irjen Djoko Susilo Tolak Panggilan KPK
KRI Klewang Terbakar
Suara Ledakan dari KRI Klewang, Pemadam Menyerah
Nominasi Pemenang Tender MRT Diumumkan