TEMPO.CO, Bogor - Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Wilayah (P4W) Institut Pertanian Bogor, Setiyadi, mengatakan pembangunan Jalan Puncak II harus memiliki kajian secara ekologis. Alasannya, megaproyek Pemerintah Kabupaten Bogor itu dipastikan akan mengubah pola peruntukan ruang.
"Yang kami khawatirkan ada perubahan tata ruang di daerah resapan air, taman nasional, atau hutan lindung. Jika tanpa kajian ekologis, itu yang berbahaya," ujar Setiyadi kepada Tempo melalui telepon seluler, Rabu sore, 3 Oktober 2012.
Menurut dia, pembukaan jalan Puncak II akan memanfaatkan lahan baru dan lama, yang nantinya akan mengubah pola peruntukan lahan. Untuk itu, P4W menilai pembukaan Jalur Puncak II tidak hanya bertujuan mengatasi kemacetan di jalan Puncak I, namun berdampak terhadap pemanfaatan ruang lainnya.
Kepala Dinas Tata Ruang Kabupaten Bogor, Burhanudin, mengungkapkan, pembangunan Jalan Puncak II sudah lama direncanakan dan tidak terkait dengan agenda perubahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor. Selain itu, jalan yang membentang dari Sentul, Babakan Madang hingga Cipanas, Cianjur itu tidak menggerus kawasan hutan lindung.
"Tidak ada daerah lindung yang dilewati Jalur Puncak II. Lebar jalan rencananya 30 meter dengan kiri dan kanan jalan selebar 35 meter untuk ruang terbuka hijau," kata Burhanudin.
Sebelumnya, Bupati Bogor Rachmat Yasin mengemukakan, Jalan Puncak II akan dibuat indah dan ramah lingkungan. Sebab, sepanjang jalan tersebut nantinya bakal ditanami pohon trembesi di sisi kiri, kanan, dan tengah. "Dahan pohon ini disambungkan, sehingga sepanjang jalan akan ditutupi trembesi."
Jalan Puncak II yang menghubungkan Sentul-Jonggol-Cianjur itu dibangun dalam tiga tahap dan selesai pada 2014. Tahap pertama, sepanjang 28 kilometer dan lebar 30 meter mulai dari Babakan Madang (Sentul)-Sukamakmur-Jonggol. Tahap kedua, Sukamakmur-Cariu (Jalan Transyogi) dengan panjang 15 kilometer. Sedangkan terakhir, Sukamakmur-Cipanas (Cianjur) dengan panjang jalan 10 kilometer.
ARIHTA U SURBAKTI
Berita populer:
Pemerintah Siapkan ''Pengganjal'' Jokowi
Jokowi Tidak Akan Ambil Gaji Gubernur DKI?
Bos Bumi Emosi Waktu Curhat Konflik Perusahaan
Sakit Hati, Foto Bugil Kekasih Disebar ke Facebook
Bibit Waluyo: Saya Bukan Bajing Loncat
Jokowi Puji Fauzi Bowo Sebagai Kesatria