TEMPO.CO, YOGYAKARTA-Indonesia memiliki 40 persen dari seluruh energi geothermal di dunia yang mencapai 29.000 megawatt. Pemerintah mendorong perusahaan untuk menggarap potensi energi ini.
Menurut Menteri Energi Sumber Daya Mineral, Jero Wacik, pemerintah menggenjot pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Langkah ini merupakan cara strategis untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Pertumbuhan mobil satu juta per tahun, tidak bisa ada pembatasan kepemilikan kendaraan," kata Menteri Jero, usai menjadi pembicara di rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) di Yogyakarta, Rabu 3 September.
Jero menambahkan potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia, selain geothermal atau panas bumi adalah tenaga air (hidro), biomassa, tenaga surya dan tenaga angin. Ia mengingatkan, ketersediaan energi sangat krusial bagi Indonesia. Sebab, kebutuhannya terus meningkat. Ada ancaman krisis energi karena ketergantungan yang terlalu besar terhadap BBM. Apalagi, untuk menaikkan harga BBM jelas belum memungkinkan. "Solusinya adalah memanfaatkan energi baru dan terbarukan."
Jero mengatakan Kementerian ESDM telah melakukan survei, subsidi energi ratusan triliun rupiah, ternyata 77 persen dinikmati orang mampu. Sebenarnya, cara yang terbaik untuk mengurangi subsidi adalah dengan menaikkan harga BBM bersubsidi. Namun itu sulit dilakukan.
Ia menambahkan, khusus untuk panas bumi, di Indonesia baru dimanfaatkan sebesar 5 persen saja. Pemerintah menargetkan dalam dua hingga tiga tahun ke depan bisa mengerjakan 20 persen potensi panas bumi atau setara 5.600 megawatt. "Kami menawarkan feed-in tariff (harga jual listrik) yang kompetitif, serta menjalin nota kesepahaman dengan Kementerian Kehutanan," katanya.
Kerjasama dengan Kementerian kehutanan menurut Menteri Jero karena geothermal kebanyakan berada di kawasan hutan. Telah disepakati bahwa di
semua titik di kawasan hutan yang ada panas buminya boleh dibor.
Feed -in tariff energi geothermal akan dilakukan seperti di Sumatera akan diberlakukan 10 sen dolar Amerika per KwH, di Sulawesi Tengah 12 sen dolar Amerika per KwH, Sulawesi Utara 13 sen dolar Amerika, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur sebesar 14 sen dolar Amerika per KwH. Untuk Indonesia Timur lebih tinggi lagi mencapai 18 sen dolar Amerika per KwH. Padahal harga dunia hanya 7 sen dolar Amerika saja.
"Kami sedang menyiapkan peraturan menteri (Permen) feed-in tariff untuk energi baru dan terbarukan selain geotermal.” Jero menawarkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan itu kepada para pengurus Kadin karena proepeknya sangat bagus.
MUH SYAIFULLAH