TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar mengatakan masih sedikitnya angka calon emiten yang melakukan pencatatan saham perdana (initial public offering IPO) di semester pertama bukan disebabkan insentif yang masih kurang.
"Saya rasa faktor insentif tidak berperan banyak dalam mempengaruhi angka IPO yang masih kurang. Tapi saya akui kalau keberadaan pasar modal seperti tidak dirasakan,"kata Mahendra saat ditemui di acara Indonesia Financial and Economic Forum, Jumat, 5 Oktober 2012
Sebagaimana diketahui, pemerintah saat ini masih menggunakan skema insentif pajak untuk emiten yang mencatatkan saham sebanyak 40 persen. Di lain pihak, asosiasi emiten meminta angka 40 persen itu diturunkan jadi 35 persen.
Menurut Mahendra, faktor insentif tidak berperan banyak dalam mempengaruhi angka IPO yang masih kurang. Ia menambahkan masih sedikitnya emiten yang melantai di bursa karena calon emiten masih mengamati kondisi ekonomi global yang fluktuatif. “Calon emiten masih melihat faktor krisis ekonomi global berperan besar dalam menentukan kinerja di pasar modal.”
Mahendra menambahkan, seharusnya calon emiten tidak perlu terlalu berhati hati atau takut untuk melakukan IPO. Pasalnya, kondisi ekonomi Indonesia masih dalam keadaan siap untuk menghadapi krisis ekonomi global, terlebih kondisi makro Indonesia masih solid dan memegang status investment grade.
"Sayang sekali kalau calon emiten tidak memanfaatkan kondisi ini. Potensi besar dan kapitalisasi pasar tengah terus meningkat. Seharusnya kondisi di tahun 2013 lebih baik," Mahendra mengatakan.
Saat ditanya prediksi jumlah calon emiten yang akan melantai di bursa pada semester kedua, Mahendra mengatakan dirinya belum memiliki angka prediksi. Untuk calon emiten dari badan usaha milik negara, Mahendra menyarankan ditanyakan langsung ke Menteri BUMN Dahlan Iskan.
Sekadar catatan, Dahlan pernah menargetkan lima BUMN yang akan melangsungkan IPO tahun ini, antara lain PT Semen Baturaja, PT Waskita Karya, PT Pertamina Drilling Service, PT Pertamina Gas dan PT PLN Batam.
Rencana IPO Semen Baturaja masih terganjal status perubahan direksi. Di lain pihak, Waskita menunggu turunnya peraturan pemerintah (PP). Sedangkan untuk tiga anak perusahaan yang lainnya masih dikaji di internal perseroan. Namun, untuk PLN Batam, perseroan tinggal menunggu arahan dari induk perseroan, yakni PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
ISTMAN MP