TEMPO.CO, Malang - Arema Indonesia yang berkiprah di kompetisi Liga Prima Indonesia ingin hijrah ke kompetisi Liga Super Indonesia.
"Kami belum memutuskan apa-apa soal itu. Memang ada keinginan ke sana (LSI). Tapi itu baru akan kami bahas dalam rapat internal pekan ini," kata Fandayani Soesilo, salah seorang petinggi Arema LPI, Selasa pagi, 9 Oktober 2012.
Sebelum Arema, sudah ada dua klub LPI yang hijrah ke LSI, yakni Semen Padang dan Perijap Jepara.
Menurut Fanda--panggilan Fandayani Soesilo--keinginan pindah ke LSI didorong kekecewaan mendalam terhadap kinerja PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) selaku operator kompetisi LPI. Kebijakan dan keputusan LPIS sering merugikan tim Singo Edan.
Ia mencontohkan bahwa laga tunda lawan Bontang FC di laga pamungkas putaran pertama LPI pada akhir Maret lalu menjadi contoh paling mengecewakan. Skuad Arema menunggu selama 15 menit, tapi tim Bontang tak datang sampai akhirnya wasit menyudahi laga. Arema meminta menang WO, tapi pertandingan akhirnya diulang di hari lain.
Kekecewaan lain dialami Arema saat menjalani laga leg pertama Piala Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) lawan Al Ettifaq di Stadion Gajayana pada Selasa, 18 September lalu. Tak seorang pun wakil dari PSSI dan LPIS muncul di stadion. Padahal, tuan rumah sudah menyediakan tempat duduk kehormatan buat mereka.
Manajemen Arema menilai PSSI dan LPIS tidak peduli kepada Arema baik di laga domestik dan laga internasional meskipun Arema berjuang membela nama bangsa dan negara Indonesia, serta membela nama baik PSSI dan LPIS. "Sikap mereka tak patut dicontoh. Kami sering dikecewakan. Beberapa keputusan mereka sangat merugikan kami dan itu tidak profesional," kata Fanda yang juga merupakan CEO PT Setia Binanusa, perseroan yang bermitra dengan Ancora, investor Arema LPI.
Manajer Arema LPI, Rizky Dachlan, menambahkan bahwa keinginan pindah ke LSI masih sebatas wacana di lingkup internal manajemen. Soal kepastian pindah menjadi kewenangan para petinggi manajemen.
Rizky mengaku Arema sebelumnya bertahan di LPI karena Arema ingin bermain di kompetisi yang diakui AFC. Terlebih Arema pun sedang mewakili Indonesia di Piala AFC 2012. "Bertahan di LPI itu semata karena alasan legalitas, tapi sekarang sudah ada perubahan mendasar soal dua kompetisi," kata dia.
AFC mengakui LPI dan LSI sebagai kompetisi resmi. Keputusan ini buah positif dari pertemuan Komite Bersama (Joint Committe) PSSI dan KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia) yang ditengahi AFC di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 20 September 2012.
"Selain soal legalitas," kata Rizky, "Alasan kami ingin pindah juga karena kami sering dikecewakan. Tapi, sekali lagi, keinginan ini masih sebatas wacana. Soal kepastiannya, itu wewenang para petinggi."
Keinginan pindah makin menguat setelah Arema yang berlaga di LSI justru sedang dalam proses merger dengan Pelita Jaya. Bila kedua tim bersatu, maka mungkin ada satu slot kosong di LSI karena PT Liga Indonesia berencana menambah jumlah kontestan dari 18 menjadi 20 klub.
ABDI PURMONO