TEMPO.CO, Jakarta - Wida, seorang karyawati bank swasta, prihatin ketika anaknya yang berusia 10 tahun, Mario, mulai mengeluh bahwa dia mengalami sakit kepala. Ia juga berubah menjadi kolokan; minta diantar ke sekolah dan ditemani saat tidur.
Belakangan ia tahu sebabnya. Ternyata Mario tidak sakit--hanya cemas tentang ujian tengah semester yang sebentar lagi datang.
Dengan semua tekanan untuk unggul dalan ujian apa pun, anak-anak menjadi terbebani secara psikis. Inilah yang memicu kecemasannya. "Kecemasan dalam dosis tertentu diperlukan dan membantu dalam memotivasi anak-anak, tapi jika terlalu banyak dapat mengganggu konsentrasinya," kata penulis The Worried Child, Paul Foxman, Ph.D.
Berikut ini ia mengajukan beberapa saran yang dapat membantu anak Anda mengatasinya:
* Meningkatkan kepercayaan dirinya. Mengingatkan kepadanya apa yang unggul darinya, atau dari beberapa keterampilan lainnya yang dia kuasai dengan sangat baik.
* Bantu dia menyiapkan segalanya. Pastikan perlengkapan sekolahnya dikemas dengan rapi pada malam sebelum ujian, jadi dia tidak akan memiliki kecemasan tambahan ketika pagi hari menjelang berangkat sekolah.
* Jagalah kondisi kesehatannya. Pastikan dia mendapatkan tidur malam yang baik dan sarapan pagi. Tidur yang cukup dan sarapan memberikan anak Anda lebih banyak energi dan tenang.
* Jadilah realistis. Intinya, "Tidak ada tes tunggal yang akan menentukan masa depan anak Anda," kata Foxman. Mendorong dia untuk menggali potensinya dan belajar adalah cara terbaik untuk membantu anak Anda melewati ujiannya dengan baik.
TODAY PARENT | TRIP B
Berita Terpopuler
Komunitas Perokok: Merokoklah pada Tempatnya
Kurikulum Baru, Beban Berat Murid Sekolah
Kebiasaan Minum Alkohol Diturunkan dari Ibu
Sensasi Penuh Drama di Paris
Bagaimana Cara Diet Penderita Diabetes?