TEMPO.CO, Jakarta - Dua sekolah menengah atas negeri langganan tawuran di Jakarta, SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6, menggelar deklarasi damai di atas kapal legendaris TNI, KRI Dewaruci, pada Kamis siang, 11 Oktober 2012. "Saya berharap tawuran ini segera diakhiri. Kami ingin hidup bersama lagi," ujar Arofi Ardiansyah, perwakilan SMA 6, di atas KRI Dewaruci, Kamis, 11 Oktober 2012.
Dengan dipimpin mantan pembina Komisi Perlindungan Anak (KPA) Seto Mulyadi dan Kepala Dinas Penerangan Umum Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Surapati, dua sekolah yang kerap bentrok itu berjanji mengakhiri tradisi tawuran di sekolah mereka.
Tawuran yang telah mendarah daging tersebut, ujar Arofi, diharapkan segera selesai. Kemudian kedua sekolah dapat mengawali hidup damai. Aria Lugina, perwakilan SMA 70, menyambut baik upaya itu. Ia sepakat untuk mengakhiri tawuran yang kerap meletus. "Semuanya harus cepat selesai. Jangan berlarut-larut, apalagi kami mau ujian nasional," kata Aria.
Aria berharap proses hukum yang tengah dihadapi rekan-rekannya segera selesai. Dengan demikian, ketenteraman sekolah bisa kembali lagi. "Kami ingin segera lepas dan bisa bersama-sama main lagi," ujar dia.
Momen penyambutan KRI Dewaruci yang baru menepi dari misi internationalnya dianggap tepat sebagai ajang deklarasi damai dua sekolah elite di Jakarta itu. Harapan kedamaian pun muncul. Raut muka puluhan siswa kedua kelompok sekolah mencair. Mereka tak sungkan bertatap atau bercanda di atas dek kapal legenda TNI itu.
Semua siswa yang menggunakan batik itu seolah melupakan kejadian nahas akhir September lalu, yang merenggut nyawa Alawy, seorang siswa SMA 6. "Hal seperti ini yang perlu kita bina," ujar Kepala Dinas Penerangan Umum Angkatan Laut Laksamana Pertama Untung Surapati.
Untung berharap dengan semakin meningkatnya pembinaan dan perhatian semua pihak, rivalitas di antara kedua sekolah itu akan berkurang. "Mereka itu bisa diandalkan asal kita bina dengan baik," ujarnya. "Semuanya harus turun tangan dan memberikan perhatian," kata Untung.
Kak Seto, yang diplot mendamaikan, memuji komitmen kedua perwakilan sekolah itu. Menurut dia, aksi kekerasan dalam bentuk tawuran pelajar segera diakhiri untuk memulai hidup baru yang lebih baik. "Jadikan kapal ini sebagai kapal perdamaian bagi semuanya," ujar Seto.
JAYADI SUPRIADIN