TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan baru saja menyelesaikan kunjungan singkat ke Selandia Baru dan Australia pada 11-12 Oktober 2012 lalu.
“Kedua negara ini memberikan perhatian yang semakin besar kepada Indonesia. Bukan saja karena kita tetangga Asia yang terdekat, tapi juga karena pertumbuhan ekonomi dan demografi Indonesia yang sangat menjanjikan,” ujar Gita Wirjawan dalam siaran pers yang diterima Tempo, Ahad, 14 Oktober 2012.
Bagi Indonesia, menurut Gita, hubungan dengan Australia dan Selandia Baru dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, antara lain melalui investasi di sektor tertentu seperti peternakan sapi, pengolahan susu, otomotif, dan pembangkit listrik tenaga panas bumi. “Indonesia juga dapat membidik pasar jasa di Australia dan Selandia Baru, seperti telekomunikasi, angkutan udara, manufaktur, serta tenaga kerja di sektor pertanian,” ujarnya.
Pada pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Selandia Baru Tim Groser di Auckland, Gita menekankan keinginan untuk dapat memasarkan produk buah-buahan tropis di Selandia Baru, seperti manggis, mangga, dan salak.
Selain itu, terkait penerapan label Environmental Choice New Zealand, Indonesia meminta kerja sama dari pihak Selandia Baru untuk dapat mengakui Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) yang diterapkan Indonesia agar produk-produk berbasis kayu dari Indonesia mendapatkan akses lebih mudah ke pasar Selandia Baru.
Sementara itu, dalam kunjungan ke Canberra, Gita bertemu dengan Menteri Perdagangan dan Daya Saing Australia Craig Emerson. Dalam pertemuan itu, Gita menyampaikan apresiasi kepada Australia karena produk manggis telah mendapatkan akses pasar ke Australia. Namun Gita menekankan bahwa Indonesia juga berkeinginan mendapatkan akses pasar untuk mangga dan salak.
PINGIT ARIA
Berita Lainnya:
Model Berbikini Sering Konsultasi ke Psikiater
Cecap Menu Unik di Tanah Flores (Bagian 3)
Balotelli Tak Pantas Jadi Panutan
Muncul di Popular, Model Berbikini Profesional
Basuki Pilih Tinggal di Pluit daripada Rumah Dinas