TEMPO.CO, Bandung - Jalan-jalan di kota Bandung tak hanya melulu pelesir ke factory outlet atau wisata kuliner. Untuk melepas penat sambil relaksasi di kota romantis ini, Anda bisa berkunjung ke Kineruku, sebuah taman bacaan yang terletak di Jalan Hegarmanah No. 52, Bandung.
Ruang baca yang sebelumnya diberi label Rumah Buku ini layak bagi Anda untuk menyelesaikan sejumlah novel filsafat yang belum kelar. Kawasan Hegamanah yang sepi dan udaranya yang sejuk membuat Anda bisa betah berlama-lama membaca di rumah Kineruku. "Perpustakaan kerap dianggap angker dan tidak bersahabat, tapi akan berbeda ceritanya ketika suasana yang dibangun itu senyaman rumah sendiri," kata Ariani Darmawan, pendiri Kineruku.
Di Kineruku, Anda akan merasa nyaman dan betah berlama-lama di sana. Di terasnya terdapat kursi taman yang terbuat dari kayu dengan jejeran tanaman hias. Garasi terbuka dijadikan sebagai lahan parkir kendaraan pengunjung. Di sekitar area parkir, terdapat pekarangan hijau yang luas. Pepohonan yang memenuhi halaman rumput menyegarkan mata. Ditambah lampu taman bulat yang berdiri tegak di atas rumput semakin memperkental suasana asri rumah baca itu.
Ariani, alumnus jurusan Arsitektur tahun 1995 Universitas Katolik Parahyangan Bandung itu percaya pada pepatah "knowledge is power", seperti ketika melihat fasilitas publik yang sangat terfasilitasi di Chicago, tempatnya melanjutkan kuliah seni.
Lantas sepulangnya ke Bandung, bersama temannya, Oky Kusprianto, Ariani merealisasikan mimpinya dengan mendirikan perpustakaan di sebuah rumah kosong peninggalan kakeknya, yang kini dikenal dengan Kineruku, pada 2003 silam.
Suasana hangat mulai terasa ketika kita masuk ke dalamnya. Tempelan-tempelan kartu pos luar negeri dan pajangan antik memperkental kesan rumah klasik. Deretan rak berjejer dengan tumpukan buku yang memenuhi setiap petaknya.
Lampu-lampu warna jingga memenuhi langit-langit rumah. Di sana tersedia sofa empuk dan meja baca. Di sudut lain juga terdapat layar besar untuk menonton film. Hiasan dinding antik yang tertempel di dinding ruang baca itu membuat suasana lebih romantis.
Koleksi buku Kineruku antara lain buku tentang humaniora, meliputi genre fiksi, sastra, budaya, filsafat, seni, desain, arsitektur, dan buku anak. Bagi pencinta arsitektur, Anda bisa memilih buku arsitektur di salah satu raknya.
Di sudut lainnya, tertata apik buku-buku seni rupa dan desain. Ada juga tumpukan film-film lawas dan teranyar di salah satu rak yang berbeda. "Kineruku cenderung menyediakan buku sumber referensi, jadi paling banyak pengunjungnya itu mahasiswa," ujarnya.
Sebagai seorang pembuat film, Ariani juga menyediakan banyak koleksi film. Judul-judul film biasanya dikhususkan pada film yang memiliki kontribusi pada dunia sinema, misalnya Art House International, American Independent, Foreign Classic, serta film-film Aropa, Asia, dan Indonesia. Kineruku juga bergerak di bidang apresiasi dan produksi film.
Beberapa karya terpilihnya yaitu film pendek produksi tahun 2008 berjudul Sugihati Halim, film dokumenter tentang gambang kromong berjudul Anak Beranak Naga produksi tahun 2006. Ada juga produksi tahun 2007, yaitu sebuah video instalasi berjudul TeSate Restaurant Video Installation dan teater multimedia kolaborasi dengan Mainteater pada 2008-2009 berjudul Electronic City dan Unter Eis.
"Setiap akhir pekan biasanya digelar apresiasi musik, film, dan buku. Kadang ada pemutaran film, bedah buku, pertunjukan musik, pameran seni, hingga peluncuran film," kata Ariani.
Tak hanya itu, bagi pencinta musik, Anda bisa membaca sambil mendengarkan musik, karena perpustakaan ini selalu menyetel lagu-lagu di ruang baca. Sembari leyeh-leyeh bersender di sofa dan membolak-balik halaman demi halaman buku Anda juga bisa menikmati secangkir kopi dan kudapan yang bisa dipesan dari kafetaria di Kineruku.
"Tempatnya sepi dan adem. Jadi bikin betah. Pas banget buat mengkhatamkan buku-buku tebal," kata Novrian Arbi, seorang mahasiswa yang sudah dua kali datang ke Kineruku.
Untuk mencapai Kineruku, dari arah Tol Pasteur Anda bisa belok kiri ke Jalan Sukajadi terus hingga Setiabudi, atau belok ke arah Cipaganti, lalu lurus hingga perbatasan arah Setiabudi-Siliwangi ambil arah kanan.
Di jalan satu arah itu Anda akan dengan mudah menemukan taman kecil di sebelah kiri dengan plang Hegarmanah sebagai penunjuk jalan. Susuri Jalan Hegarmanah, di sanalah Kineruku berada. Atau, jalur alternatif dari Ciumbuleuit bisa menjadi pilihan Anda yang datang dari arah Dago.
RISANTI | ENI S