TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan operator telekomunikasi, PT Indosat Tbk, berhasil membukukan laba tahun berjalan selama sembilan bulan di 2012 sebanyak Rp 1,62 triliun. Laba tersebut naik 55 persen dibanding perolehan periode serupa di tahun lalu yang hanya berada di angka Rp 1,04 triliun. Kenaikan laba salah satunya ditopang oleh kenaikan pendapatan.
Capaian laba tersebut disampaikan oleh Indosat dalam ikhtisar utama mereka. "Ikhtisar utama ini untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2012," ujar Group Head Investor Relations Indosat, Bayu Hanantasena, dalam keterangan tertulisnya, Senin, 22 Oktober 2012.
Pendapatan perusahaan selama sembilan bulan terakhir yang naik 7,6 persen dibandingkan dengan di periode sama tahun lalu menjadi Rp 16,5 triliun yang terdiri dari pendapatan seluler sebesar Rp 13,65 triliun dan non-seluler Rp 2,85 triliun. EBITDA selama sembilan bulan adalah sebesar 7,64 triliun dengan margin 46,3 persen.
Sementara itu, jumlah utang perusahaan juga naik tipis selama sembilan bulan ini, dari semula Rp 21,6 triliun di periode tahun lalu menjadi Rp 21,84 triliun, atau naik 0,9 persen.
Ia menjelaskan, ikhtisar utama ini disampaikan sehubungan dengan pelaporan hasil pencapaian Qatar Telecom QSC untuk periode yang berakhir per 30 September 2012, sebagai induk usaha mereka.
Ikhtisar ini sendiri masih perlu diaudit eksternal dengan sistem Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diperkirakan baru akan rampung pada akhir bulan ini.
Kenaikan perolehan laba Indosat menopang perolehan laba bersih Qatar Telecom. Perseroan melaporkan kenaikan laba bersih sebesar 74 persen karena ditopang Indosat.
Indosat, sebagai anak perusahaan Qatar Telecom, menyelesaikan penjualan dan penyewaan kembali 2.500 menara telekomunikasi kepada PT Tower Bersama Infrastructure senilai US$ 406 juta pada tahun ini.
Laba bersih Qatar Telecom naik menjadi 1,07 miliar riyal (US$ 290 juta) dari 616 juta riyal di periode tahun lalu. Sementara pendapatan bersih tahun ini naik 6,2 persen menjadi 8,63 miliar riyal dan jumlah pelanggan juga naik 8,3 persen menjadi 89,2 juta pelanggan.
GUSTIDHA BUDIARTIE