TEMPO.CO, Jakarta - Kereta Api Prambanan Ekspres berdentum dan berdecit keras sebelum menggelimpang di Krajan, Tirtomartani, Kalasan, Sleman sekitar pukul 16.30 WIB. Sebagian warga dekat rel kereta api merasakan getaran seperti gempa.
"Suaranya berdentum dan getarannya seperti gempa. Kami ketakutan karena trauma gempa," kata Sumarni, warga dekat rel, Selasa, 23 Oktober 2012.
Di sisi utara rel kereta api tempat Prameks menggelimpang, ada lahan kosong yang biasa digunakan untuk bermain bagi anak-anak Dusun Krajan. Untungnya, anak-anak yang sedang bermain di lokasi itu sudah diajak para orang tua untuk masuk ke rumah.
Getaran sebelum dan saat terjadi kecelakaan Prameks itu sangat terasa hingga radius 100 meter. Awalnya, warga mengira ada gempa. Namun, setelah keluar rumah, ternyata Kereta Prameks sudah menggelimpang dan tiga gerbongnya keluar dari rel kereta api.
Heru Setiawan, warga dan saksi mata, mengatakan dentuman sangat terasa dan terdengar sangat keras. Sesaat setelah menggelimpang, terdengar suara histeris dan para penumpang berhamburan ke luar gerbong. "Saya langsung menelepon Polsek," kata dia.
Hingga pukul 19.00 WIB, para petugas dari PT Kereta Api, Dinas Perhubungan, kepolisian, dan tentara tampak mengamankan lokasi kejadian. Banyak warga berdatangan untuk melihat kereta nahas itu.
MUH SYAIFULLAH