TEMPO.CO, Jayapura - Investor mengaku sangat kesulitan berinvestasi di Bumi Cenderawasih, Provinsi Papua. Ihsan Widjaja, salah satu investor di Papua, mengatakan, kesulitan mendasar diakibatkan pasokan listrik sangat terbatas di Papua.
"Kami para investor merasa sangat terbebani dengan biaya penggunaan listrik jika tak bekerja sama dengan PT PLN (Persero) setempat," kata pengusaha yang bergerak di sektor jasa perhotelan dan mal ini, Selasa, 23 Oktober 2012.
Menurut Ihsan, dengan kondisi itu, para investor harus berpikir ulang untuk mengembangkan investasinya di Papua. "Semua investor tahu kalau di Papua listriknya sangat sulit. Kalau mau Papua maju, ya, infrastrukturnya harus diperbaiki. Pemerintah Papua harus berpikir, bagaimana bekerja sama dengan pengusaha. Kita siap membantu Papua menjadi daerah yang luar biasa. Tapi, jika tak ada tunjangan listrik dari PLN, pembangunan di Papua sangat sulit dikembangkan. Sebab, cost-nya sangat tinggi,” katanya.
Hingga saat ini, investor di Papua masih menggunakan diesel dalam pemenuhan listrik bagi usahanya. PLN setempat mengklaim saat ini beban puncak yang dimiliki PLN Wilayah Jayapura mencapai 53 kilowatt, sementara kemampuan yang dimiliki 54,55 kilowatt. PLN berjanji pasokan listrik bagi investor dapat terpenuhi tahun depan setelah beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Uap Holtekamp.
CUNDING LEVI