TEMPO.CO, Purwokerto - Kelenteng terbesar dan tertua di Banyumas, Boen Tek Bio, terbakar pada Rabu, 24 Oktober 2012. Dalam kebakaran tersebut, patung Dewi Kwan Im tak bisa diselamatkan. “Api cepat membesar dan tidak semua patung bisa diselamatkan,” kata Wakiyo, warga setempat, saksi mata kebakaran.
Menurut Wakiyo, kebakaran terjadi sekitar pukul 01.30 dan diperkirakan berasal dari lilin di altar peribadatan. Dia tak bisa memadamkan api karena tak ada air di sekitar kelenteng. Dia lantas memanggil pemadam kebakaran. Pemadam kebakaran baru sampai di lokasi kebakaran satu jam setelahnya. Namun api sudah membakar ruang peribadatan. Api akhirnya dipadamkan pemadam kebakaran sekitar pukul 04.00 dengan mengerahkan tiga unit mobil pemadam kebakaran.
Kebakaran tersebut menghanguskan bangunan utama yang berfungsi sebagai tempat peribadatan. Menurut juru bicara Kelenteng Boen Tek Bio, Sobita Nanda, sekitar 90 persen bangunan terbakar. "Kalau dihitung jumlah kerugiannya sekitar Rp 100 juta," katanya.
Lebih jauh, Sobita menjelaskan bahwa peribadatan nantinya akan menggunakan ruang kantor kelenteng yang berada di gedung belakang. "Sebenarnya bulan ini ada agenda sembahyang Fangzen, tetapi kemungkinan besar dibatalkan dulu," ujarnya.
Saat ini, pihak kelenteng sedang membersihkan puing-puing sisa bangunan yang terbakar dan, menurut rencana, pada Kamis, 25 Oktober 2012, akan dilarung semua puing tersebut ke Sungai Serayu.
Kelenteng Boen Tek Bio Banyumas yang dibangun pada sekitar 1826 tersebut selama ini merupakan simbol kerukunan umat Banyumas. Selain menjadi tempat ibadah Tri Dharma, kelenteng tersebut merupakan tempat kegiatan dan dialog kebudayaan di Banyumas.
Saat ini, diperkirakan ada seribuan lebih umat Kelenteng Boen Tek Bio yang tersebar di Indonesia dan luar negeri. Keunikan lain yang dimiliki Kelenteng Boen Tek Bio adalah pada salah satu altarnya terdapat altar Mbah Kuncung yang berdampingan dengan altar Dewi Kuan Im, Buddha, Konghucu, dan Tao.
Kepala Kepolisian Resor Banyumas Ajun Komisaris Besar Dwiyono mengatakan polisi masih menyelidiki penyebab kebakaran itu. “Kami masih menyelidikinya. Namun untuk sementara sumber api diduga dari lilin persembahyangan," katanya.
ARIS ANDRIANTO